| Halaman Depan | Indonesian Papist | Renungan Pagi| Privacy Policy | Support Lumen Christi |



Facebook  X  Whatsapp  Instagram 

November 16, 2025

Senin, 17 November 2025 Peringatan Wajib St. Elisabeth dari Hungaria

 
Bacaan I: 1Mak 1:10-15.41-43.54-57.62-64 "Kemurkaan hebat menimpa umat."

Mazmur Tanggapan: Mzm 119:53.61.134.150.155.158 "Hidupkanlah aku, ya Tuhan, supaya aku berpegang pada perintah-Mu."

Bait Pengantar Injil: Yoh 8:12 "Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, ia akan mempunyai terang hidup."

Bacaan Injil:  Luk 18:35-43 "Apa yang kauinginkan Kuperbuat bagimu? Tuhan, semoga aku melihat."
 
warna liturgi putih
 
Bacaan Kitab Suci dapat dibaca pada Alkitab atau klik tautan ini  
 
  Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, dalam bacaan pertama dari Kitab Pertama Makabe, kita membaca tentang momen ketika keturunan Israel, orang-orang Yahudi yang tinggal di Yudea dan Galilea, sangat menderita pada masa kerajaan-kerajaan Yunani penerus Kekaisaran Aleksander Agung. Raja Seleukus Yunani, Antiokhus IV Epifanes, khususnya, terkenal karena penganiayaannya yang keras dan intens terhadap orang-orang Yahudi di wilayah kekuasaannya. Penganiayaan ini bermula dari keinginan untuk menyatukan keragaman rakyatnya, sebagai kerajaan yang memerintah atas berbagai bangsa dan budaya, termasuk orang-orang Yahudi yang sebagian besar berada di Yudea dan Galilea.

Oleh karena itu, seluruh premis dan sejarah Kitab Makabe berpusat pada pergumulan antara orang-orang Yahudi yang setia yang menolak menaati perintah raja untuk meninggalkan adat dan praktik Yahudi mereka, iman mereka kepada TUHAN dan Allah mereka, dan mengadopsi adat, praktik, dan kepercayaan Yunani. Banyak dari mereka yang setia pada jalan yang benar menderita dan banyak yang meninggal di bawah penganiayaan dari Raja, yang dengan tegas menegakkan hukum dan perintahnya untuk mengubah semua orang Yahudi dan orang-orang lain di kerajaannya ke adat dan kepercayaan pagan Yunani. Namun TUHAN menyertai umat-Nya dan Dia membangkitkan keluarga Makabe, sebuah keluarga pemimpin yang berani yang memimpin umat Allah menuju kemenangan dan kebebasan melawan Seleukus.

Kemudian dalam bacaan Injil hari ini, dikisahkan Tuhan Yesus datang ke Yerikho dan bertemu dengan seorang buta yang mencari Tuhan untuk menyembuhkannya dari kebutaannya. Meskipun dihalangi oleh orang-orang di sekitarnya yang mencoba membungkamnya dan menegurnya karena berseru kepada Tuhan, orang buta itu terus berseru semakin keras hingga Tuhan datang kepadanya dan menyembuhkannya karena iman dan kepercayaannya yang besar kepada-Nya. Ia disembuhkan dan diselamatkan karena kepercayaan dan imannya yang besar kepada Tuhan, mengetahui bahwa hanya Dia yang memiliki kuasa untuk membuatnya melihat kembali dan menyembuhkannya dari kebutaannya, suatu prestasi yang mungkin dianggap mustahil oleh banyak orang.

Ini adalah pengingat bagi kita juga harus memiliki iman yang serupa kepada Tuhan, iman yang sungguh kuat dan tak tergoyahkan, iman yang sungguh melampaui segala tantangan dan pencobaan, iman yang tidak menjadi lemah atau redup bahkan ketika kita dihadapkan dengan kesulitan yang begitu besar di jalan kita. Inilah jenis iman yang hendaknya kita pupuk dalam diri kita semua, iman yang semakin kuat setiap saat dan iman yang terus membantu kita berfokus kepada Tuhan bahkan di saat-saat tersulit dan tergelap dalam hidup kita. Maukah kita dan mampu berkomitmen pada iman seperti ini, saudara-saudari? Kita patut terinspirasi oleh keberanian dan iman orang buta yang pantang menyerah dan terus mencari Tuhan, apa pun yang terjadi.
 
Saudara-saudari dalam Kristus, akan ada banyak waktu di mana kita merasa bahwa kita sendirian melawan dunia, dan tidak ada seorang pun yang menolong kita, dan bahkan Tuhan pun tidak. Itu sebabnya kita menyerah pada Tuhan, menyerah pada segalanya, pada iman kita dan segalanya, dan menyerah pada tuntutan dunia, seperti halnya banyak orang Yahudi yang menyerah pada tuntutan raja Antiokhus IV Epifanes, yang menuntut agar mereka meninggalkan Tuhan.

Mari kita ingat apa yang kita baca hari ini, dan ingatlah selalu dalam pikiran dan hati kita, bahwa kita selalu dicintai oleh Tuhan, apa pun yang terjadi. Dia selalu ada untuk kita, dan Dia akan membimbing dan membantu kita sesuai dengan kehendak-Nya. Kadang-kadang, ya, kita memang harus menderita untuk sementara waktu, tetapi jika kita tetap setia, ganjaran kita di dalam Tuhan akan sangat besar.

Akankah kita berusaha mencari kebahagiaan abadi yang bisa kita temukan hanya pada Tuhan, dan bukan pada kebahagiaan palsu dan sementara yang ditawarkan dunia ini? Marilah kita tetap setia pada iman kita, dan menyerahkan diri kita, seluruh hidup kita kepada Tuhan, dengan melakukan apa yang Dia minta agar kita lakukan dalam kasih kita. Semoga Tuhan selalu menyertai kita, dan melindungi kita setiap saat, dari segala kejahatan. Amin.

lumenchristi.id 2023 - Situs ini menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman Anda. Dengan menggunakan situs ini, Anda telah menyetujui penggunaan cookies dari Kami.