![]() | ||
| Author
Zarateman (CC) |
Mazmur Tanggapan: Mzm 31:2-3a.3bc-4.5-6.15-16.20 "Selamatkanlah aku, ya Tuhan, oleh kasih setia-Mu."
Bait Pengantar Injil: Berbahagialah Engkau, Sang Perawan Maria, sebab di bawah salib Tuhan engkau menjadi martir tanpa menumpahkan darahmu
Bacaan Injil: Yoh 19:25-27 “Ibu, inilah anakmu!”
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, pada hari ini kita memperingati SP. Maria Berdukacita, yang ada kaitannya dengan Pesta yang baru saja kita rayakan sehari sebelumnya, yaitu Pesta Pemuliaan Salib Suci. Kedua peristiwa ini memang saling berkaitan karena kita tidak dapat memisahkan penderitaan dan dukacita Maria, Bunda Maria Berdukacita, ketika ia menyaksikan penderitaan Putranya yang kejam dan paling menyakitkan, Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Dukacita Maria yang mendalam, melihat semua yang harus dijalani Putranya demi keselamatan dunia, sungguh mengingatkan kita akan kasih dan pengabdian yang besar yang selalu ia miliki dalam mengikuti dan mengabdikan dirinya kepada semua yang telah direncanakan dan diwahyukan Allah kepadanya, dalam segala hal yang telah Ia percayakan kepadanya dalam kisah keselamatan kita.
Dalam bacaan pertama dari Surat kepada umat Ibrani, penulis Surat ini berbicara tentang ketaatan besar yang ditunjukkan Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita, dalam menaati perintah dan kehendak Bapa surgawi-Nya, dalam memikul Salib-Nya dan menanggung seluruh beban dosa seluruh dunia, seluruh umat manusia, masa lalu, masa kini, dan masa depan, sepanjang masa. Beban yang tampaknya begitu berat dan mustahil ini mungkin terasa, tetapi Tuhan menanggungnya dengan sabar karena kasih-Nya yang lebih besar bagi kita masing-masing. Dan peran inilah yang Ia tuju di dunia ini, sebagai Sabda Ilahi dan Putra Allah yang berinkarnasi, yang telah menjadi Putra Manusia melalui Bunda-Nya, Maria, yang sungguh-sungguh adalah Bunda-Nya.
Dan dalam perikop Injil lainnya dari Injil menurut Rasul Yohanes dan Penginjil, kita mendengar tentang saat Tuhan Yesus wafat di kayu Salib, dan bagaimana Ia mempercayakan Bunda-Nya sendiri, Maria, kepada pemeliharaan murid terkasih-Nya, Santo Yohanes sendiri, dan kemudian sebaliknya, juga mempercayakan Santo Yohanes kepada pemeliharaan Bunda-Nya. Melalui tindakan simbolis ini, yang sesungguhnya terjadi adalah kepercayaan kita semua umat manusia, yang diwakili oleh Santo Yohanes, kepada Bunda Tuhan kita sendiri, untuk menjadi Bunda kita yang penuh kasih dan perhatian, Bunda Maria dan Bunda Dukacita, yang hatinya telah sangat terguncang oleh penderitaan Putranya sendiri yang telah disaksikannya, saat ia mengikuti-Nya di sepanjang Jalan Salib. Itulah sebabnya Maria selalu begitu bersemangat dan berkomitmen untuk membantu kita semua, anak-anak angkatnya sendiri, untuk menemukan jalan keselamatan dalam Putranya.
Setelah menyaksikan sendiri segala sesuatu yang telah dinubuatkan oleh Simeon, abdi Allah yang lebih tua, sungguh hati Maria pastilah pedih seolah-olah ia ditusuk oleh banyak pedang.
Namun demikian, ia tetap teguh dalam tekadnya untuk melaksanakan apa yang telah dipercayakan kepadanya, dan ia semakin mengabdikan dirinya pada misi tersebut, yang karenanya hendaknya menjadi inspirasi besar bagi kita semua untuk mengikutinya dalam kehidupan kita sebagai orang Katolik. Bunda Maria memang teladan iman yang sempurna, dan bagaimana kita masing-masing seharusnya menjalani hidup agar kita sungguh-sungguh dapat menyelaraskan diri dengan kehendak Tuhan, dengan segala sesuatu yang telah Dia tunjukkan dan ajarkan kepada kita. Meskipun kita mungkin menghadapi banyak kesulitan, kekecewaan, dan tantangan dalam hidup, kita hendaknya tetap teguh dalam iman sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Bunda Maria.
Semoga kita semua terus berjalan di jalan yang telah ditunjukkan Tuhan kita kepada kita, dan semoga kita terus menaruh harapan dan iman kita kepada-Nya terlepas dari banyaknya tantangan dan kesulitan yang mungkin harus kita tanggung dan tekuni dalam hidup. Semoga Maria, Bunda Dukacita, Bunda kita yang penuh kasih, terus menjadi perantara bagi kita semua dalam perjalanan iman dan kehidupan kita, dan semoga melalui doa, dan bimbingannya yang sabar, semakin banyak dari kita yang datang mencari Tuhan dan menemukan sukacita sejati serta penebusan kita di dalam Dia. Semoga Tuhan memberkati kita senantiasa, sekarang dan selamanya. Amin.




