Bacaan I: 1Tim 6:13-16 "Taatilah perintah ini tanpa cacat sampai saat kedatangan Tuhan."
Mazmur Tanggapan: Mzm 100:2.3.4.5; Ul: 3c "Datanglah menghadap Tuhan dengan sorak-sorai."
Bait Pengantar Injil: Luk 8:15 "Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas dan menghasilkan buah dalam ketekunan."
Bacaan Injil: Luk 8:4-15 "Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati, dan menghasilkan buah dalam ketekunan."
Mazmur Tanggapan: Mzm 100:2.3.4.5; Ul: 3c "Datanglah menghadap Tuhan dengan sorak-sorai."
Bait Pengantar Injil: Luk 8:15 "Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas dan menghasilkan buah dalam ketekunan."
Bacaan Injil: Luk 8:4-15 "Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati, dan menghasilkan buah dalam ketekunan."
warna liturgi putih
Bacaan Kitab Suci dapat dibaca pada Alkitab atau klik tautan ini
Public Domain
Saudara-saudara terkasih dalam Kristus, pada hari ini kita semua mendengarkan firman Tuhan yang berbicara kepada kita tentang perumpamaan seorang penabur, sebuah perumpamaan yang mungkin banyak dari kita sudah familiar dengannya, yang mana Tuhan kita Yesus berbicara. tentang penabur benih, yang menyebarkan benihnya dan benih itu jatuh di berbagai lahan dan tanah, dari tanah berbatu-batu dan pinggir jalan, hingga semak berduri dan kemudian tanah subur.
Dalam ayat tersebut, Yesus, Tuhan kita, berbicara tentang apa yang bisa terjadi pada benih yang disebarkan oleh si penabur, tergantung pada kondisi tanahnya. Jika kualitas tanah buruk dan terdapat banyak hambatan, maka tanah tersebut tidak akan mampu mendukung pertumbuhan tanaman, apalagi menghasilkan buah-buahan dan hasil panen yang melimpah. Hanya jika tanahnya subur maka tanaman akan tumbuh kuat dan sehat, serta menghasilkan buah yang banyak.
Dalam perumpamaan itu benih yang dimaksud adalah benih iman yang disebarkan Tuhan ke seluruh dunia, kepada kita semua umat manusia, sebagai Penabur Firman, karena Tuhan telah menyampaikan Firman-Nya dan memberikan kebenaran-Nya kepada kita, tidak lain melalui Yesus, Firman yang menjadi Manusia demi kita, dan semua orang yang mendengar ajaran Tuhan Yesus telah menerima Sabda, benih iman.
Namun bagaimana benih-benih itu bertumbuh bergantung pada bagaimana kita menghayati iman kita kepada Yesus, Tuhan kita. Jika kita tidak menyediakan lingkungan yang kondusif dan cocok untuk menumbuhkan benih keimanan dalam diri kita, maka tidak akan terjadi apa-apa, dan keimanan pada diri kita akan tetap terbengkalai. Dan kita semua harus mengetahui apa yang akan terjadi pada mereka yang mandul dan tidak membuahkan hasil, yaitu mereka akan diusir dan ditolak.
Dalam ayat tersebut, Yesus, Tuhan kita, berbicara tentang apa yang bisa terjadi pada benih yang disebarkan oleh si penabur, tergantung pada kondisi tanahnya. Jika kualitas tanah buruk dan terdapat banyak hambatan, maka tanah tersebut tidak akan mampu mendukung pertumbuhan tanaman, apalagi menghasilkan buah-buahan dan hasil panen yang melimpah. Hanya jika tanahnya subur maka tanaman akan tumbuh kuat dan sehat, serta menghasilkan buah yang banyak.
Dalam perumpamaan itu benih yang dimaksud adalah benih iman yang disebarkan Tuhan ke seluruh dunia, kepada kita semua umat manusia, sebagai Penabur Firman, karena Tuhan telah menyampaikan Firman-Nya dan memberikan kebenaran-Nya kepada kita, tidak lain melalui Yesus, Firman yang menjadi Manusia demi kita, dan semua orang yang mendengar ajaran Tuhan Yesus telah menerima Sabda, benih iman.
Namun bagaimana benih-benih itu bertumbuh bergantung pada bagaimana kita menghayati iman kita kepada Yesus, Tuhan kita. Jika kita tidak menyediakan lingkungan yang kondusif dan cocok untuk menumbuhkan benih keimanan dalam diri kita, maka tidak akan terjadi apa-apa, dan keimanan pada diri kita akan tetap terbengkalai. Dan kita semua harus mengetahui apa yang akan terjadi pada mereka yang mandul dan tidak membuahkan hasil, yaitu mereka akan diusir dan ditolak.