| Halaman Depan | Bacaan Sepekan | Renungan Pagi| Privacy Policy | Support Lumen Christi |



Desember 12, 2023

Rabu, 13 Desember 2023 Peringatan Wajib St. Lusia, Perawan dan Martir

 
Bacaan I: Yes 40:25-31 "Tuhan yang mahakuasa memberikan kekuatan kepada yang lelah."
 
Mazmur Tanggapan: Mzm 103:1-2.3-4.8-10  "Pujilah Tuhan, hai jiwaku!"

Bait Pengantar Injil: "Tuhan akan datang menyelamatkan umat-Nya. Berbahagialah orang yang menyongsong Dia."

Bacaan Injil: Mat 11:28-30 "Datanglah kepada-Ku kalian yang letih lesu."
 
warna liturgi merah 
 
Bacaan Kitab Suci dapat dibaca pada Alkitab atau klik tautan ini 
 
Karya: Kara Gebhardt /istock.com
   
 Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, hari ini kita mendengarkan firman Tuhan yang memberi kita kepastian bahwa jika kita menaruh kepercayaan kita kepada Tuhan, kita tidak akan kecewa, karena hanya Dialah yang dapat dipercaya dan diandalkan sepenuhnya, meskipun kita mungkin mendapati jalan-Nya sulit dan menantang.

Saudara-saudara seiman dalam Kristus, Allah telah memberi kita kebebasan memilih, agar kita dapat memilih bagaimana kita menjalani kehidupan kita, dan apakah kita ingin memilih Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, ataukah kita lebih memilih mengikuti aturan iblis dalam memberontak melawan hukum dan jalan Tuhan. Dia telah memberi kita pilihan ini, agar kita dapat memutuskan apakah kita ingin mengikuti jalan yang telah Dia berikan kepada kita, atau justru mengambil jalan yang berbeda.

Namun, banyak dari kita yang tidak menyadari kasih karunia dan kasih Tuhan. Kita tidak sadar bahwa Dia telah memberi kita kesempatan untuk dipenuhi rahmat, dengan berjalan di jalan-Nya, bahkan Dia mengajak kita semua untuk datang kepada-Nya, seperti yang Tuhan Yesus katakan kepada murid-murid-Nya, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat 11:28) Inilah realitas dan kebenaran yang Tuhan ingin sampaikan kepada kita.

Artinya, Dia ingin kita menyadari bahwa meskipun ada tantangan yang mungkin kita hadapi jika kita tetap setia kepada-Nya, namun pada akhirnya, hal itu membawa kita pada kebahagiaan yang kekal, daripada penderitaan yang kekal karena kutukan kita, jika kita memilih jalan iblis yang tampaknya lebih mudah. Namun sayangnya, banyak di antara kita yang rela memilih untuk mengikuti jalan si jahat, karena godaan dan bujukan yang dilancarkannya kepada kita.

Banyak di antara kita yang berpandangan sempit dalam arti bahwa kita lebih memilih mengalami kegembiraan dan kebahagiaan saat ini. Kita tidak ingin kesulitan atau penderitaan, dan kita lebih memilih jalan keluar yang mudah, dan itulah sebabnya, kita akhirnya tergoda oleh iblis dengan janji-janji palsu tentang kenyamanan dan keamanan, dan kita menyerah pada godaan tersebut, dan jatuh ke dalam dosa. Hanya ketika kita telah terperangkap jauh di dalam perangkapnya, barulah kita menyadari kebodohan kita, dan mungkin sudah terlambat bagi kita untuk keluar dari masalah tersebut.

Marilah kita melihat teladan para pendahulu kita yang suci, yang banyak di antara mereka tetap setia meskipun ada tantangan dan kesulitan yang mereka hadapi. Banyak dari mereka memilih untuk tetap setia meskipun ada ancaman dan fakta penderitaan dan kemartiran yang mereka hadapi. Dan demikianlah kisah St. Lusia, yang kita peringati pada hari ini, seorang perawan suci dan martir.

St Lusia adalah seorang wanita Kristen yang lahir dari keluarga bangsawan di Syracuse, dan ayahnya meninggal ketika dia masih muda. Dia mengabdikan hidupnya dan mengabdikan keperawanannya kepada Tuhan sejak masa mudanya. Namun, dia mempunyai banyak pelamar karena dia dilaporkan sangat cantik. Dia juga dijodohkan dengan seorang bangsawan kafir. Namun, St Lusia terus dalam iman dan pengabdiannya, memberikan sebagian besar kekayaannya untuk kasih kepada orang miskin dan tunawisma, yang membuat bangsawan kafir itu ketakutan.

Oleh karena itu, dia dikecam di hadapan gubernur sebagai seorang Kristen, dan diperintahkan oleh gubernur untuk mempersembahkan korban kepada Kaisar Romawi sebagaimana diwajibkan, namun dia menolak melakukannya. Dia lebih memilih menderita dan mati daripada meninggalkan keyakinannya, dan ketika gubernur mencoba menajiskan keperawanannya di rumah bordil, ajaibnya tidak ada yang bisa memindahkannya dari tempat dia berada, dan pada akhirnya, hidupnya hancur diakhiri dengan pedang.

Devosi kepada Santa Lusia berlanjut hingga saat ini, karena banyak orang terinspirasi oleh iman dan kesalehannya, oleh komitmen dan tindakan kasihnya, yang melaluinya beliau menunjukkan caranya mengikuti jalan Tuhan, yang mungkin penuh dengan tantangan, kesedihan dan kesulitan, namun pada akhirnya, hanya kemuliaan abadi yang menantinya dan semua orang yang telah memilih jalan yang sama.

Saudara-saudari dalam Kristus, marilah kita semua mengikuti jejaknya dan berusaha untuk tetap setia pada iman kita, mengingat bahwa Tuhan Yesus sendiri telah mengatakan bahwa semua orang yang ingin mengikuti-Nya harus memikul salibnya dan mengikuti-Nya. Oleh karena itu, marilah kita semua dengan setia memikul salib hidup kita, baik suka maupun duka, dan membantu satu sama lain untuk bertekun dalam perjalanan kita menuju Tuhan. Semoga Tuhan selalu menyertai kita, dan memberkati kita semua dan usaha kita. Amin.
  

 

lumenchristi.id 2023 - Situs ini menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman Anda. Dengan menggunakan situs ini, Anda telah menyetujui penggunaan cookies dari Kami.