Bacaan I: Yun 1:1-2; 2:1-2.11 "Yunus siap melarikan diri dari hadapan Tuhan."
Kidung Tanggapan: Yun 2:2,3,4,5,8 "Engkau mengangkat nyawaku dari dalam liang kubur."
Bait Pengantar Injil: Yoh 13:34 "Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan; yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu."
Bacaan Injil: Luk 10:25-37 "Siapakah sesamaku?"
Bacaan Kitab Suci dapat dibaca pada Alkitab atau klik tautan ini
Kidung Tanggapan: Yun 2:2,3,4,5,8 "Engkau mengangkat nyawaku dari dalam liang kubur."
Bait Pengantar Injil: Yoh 13:34 "Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan; yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu."
Bacaan Injil: Luk 10:25-37 "Siapakah sesamaku?"
warna liturgi hijau
Bacaan Kitab Suci dapat dibaca pada Alkitab atau klik tautan ini
Saudara-saudari
terkasih dalam Kristus, hari ini kita merenungkan Sabda Tuhan yang di
dalamnya kita sebagai umat Katolik ditantang untuk semakin siap dan rela
mengabdikan usaha dan karya kita demi mereka yang membutuhkan
pertolongan kita. Karena pada akhirnya iman kita tidak bisa disimpan di
dalam diri kita sendiri, namun kita harus membagikan iman yang kita
miliki ini, dan memanfaatkan berkat apa pun yang telah Tuhan berikan
kepada kita, demi kebaikan satu sama lain.
Pada bacaan pertama hari ini, kita mendengar tentang momen ketika Tuhan memanggil Yunus untuk menjadi hamba dan utusan-Nya kepada penduduk kota besar Niniwe, ibu kota Kekaisaran Asyur yang agung. Nabi Yunus enggan mengikuti misi ini. Alih-alih menaati Tuhan dan melakukan apa yang Dia inginkan, ia memilih untuk melarikan diri dari Tuhan. Ia berpikir bahwa ia akan mampu melarikan diri dari panggilan Tuhan. Ia naik kapal ke negeri yang jauh, jauh dari misi yang telah diperintahkan kepadanya. Kita pun mendengar bagaimana Tuhan mengirimkan badai besar ke kapal yang sedang berlayar, dan Yunus harus mengakui kepada awak kapal bagaimana ia telah melarikan diri dari Tuhan dan menolak melakukan apa yang Dia perintahkan.
Pada bacaan pertama hari ini, kita mendengar tentang momen ketika Tuhan memanggil Yunus untuk menjadi hamba dan utusan-Nya kepada penduduk kota besar Niniwe, ibu kota Kekaisaran Asyur yang agung. Nabi Yunus enggan mengikuti misi ini. Alih-alih menaati Tuhan dan melakukan apa yang Dia inginkan, ia memilih untuk melarikan diri dari Tuhan. Ia berpikir bahwa ia akan mampu melarikan diri dari panggilan Tuhan. Ia naik kapal ke negeri yang jauh, jauh dari misi yang telah diperintahkan kepadanya. Kita pun mendengar bagaimana Tuhan mengirimkan badai besar ke kapal yang sedang berlayar, dan Yunus harus mengakui kepada awak kapal bagaimana ia telah melarikan diri dari Tuhan dan menolak melakukan apa yang Dia perintahkan.




