| Halaman Depan | Bacaan Sepekan | Renungan Pagi| Privacy Policy | Support Lumen Christi |



Oktober 19, 2023

Jumat, 20 Oktober 2023 Hari Biasa Pekan XXVIII

 

Bacaan I: Rm 4:1-8 "Abraham percaya kepada Allah, dan hal itu diperhitungkan sebagai kebenaran."
     
Mazmur Tanggapan: Mzm 32:1b-2.5.11 "Engkaulah persembunyian bagiku. Engkau melindungi aku sehingga aku selamat dan bergembira."

Bait Pengantar Injil: Mzm 33:22 "Tunjukkanlah kiranya kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab pada-Mulah kami berharap."

Bacaan Injil: Luk 12:1-7 "Rambut kepalamu terhitung semuanya."
 
warna liturgi hijau
 
Karya: thanasus/istock.com
 Saudara-saudara terkasih dalam Kristus, pada hari ini kita masing-masing diingatkan bahwa dalam iman kita dan dalam cara kita menjalani hidup menurut iman itu harus benar dan tulus, dan kita tidak boleh berbuat seperti yang dilakukan orang-orang munafik. Tuhan Yesus sering membandingkan banyak orang Farisi dan ahli Taurat sebagai orang munafik, sebagai orang yang tidak melakukan apa yang Tuhan perintahkan.

Apa sebenarnya orang munafik itu? Orang munafik berbeda dengan orang kafir karena orang kafir tidak beriman sepenuhnya kepada Tuhan, dan mereka sering menunjukkannya melalui tanda-tanda lahiriah, kata-kata atau tindakan. Sebaliknya, orang munafik adalah orang yang secara lahiriah tampak beriman kepada Tuhan dan merupakan anggota umat beriman, namun pada kenyataannya, mereka tidak sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan.

Perbuatan orang munafik dalam keimanan dilakukan dengan tujuan untuk memamerkan kesalehannya, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Farisi dan ahli Taurat, namun mereka melakukannya demi kemuliaan dan kemajuan diri sendiri, bukan untuk kepentingan diri sendiri, bukan untuk kemuliaan Tuhan yang lebih besar sebagaimana seharusnya mereka lakukan. Tuhan memberi berkat kepada orang-orang beriman atas perbuatan mereka, sebagaimana disebutkan dalam Kitab Suci hari ini, tetapi mereka yang melakukan kejahatan akan dihukum sesuai dengan itu.

Oleh karena itu, ketika kita menjalani hidup dan menjalankan urusan kita sehari-hari, kita harus ingat bahwa kita harus menghidupi iman kita dan melakukan pekerjaan kita sesuai dengan apa yang telah Tuhan ajarkan kepada kita dan bahkan perintahkan kita semua untuk melakukannya. Kita tidak bisa hanya mengatakan bahwa kita telah diselamatkan tanpa memerlukan keterlibatan atau upaya lebih lanjut seperti yang dikatakan beberapa orang bahwa Gereja percaya bahwa kita masing-masing diselamatkan melalui iman, namun bukan iman saja.

Maksudnya itu apa? Artinya, menurut Surat yang ditulis oleh Rasul Yakobus, iman tanpa perbuatan baik sama saja dengan mati dan tidak ada artinya. Iman tanpa perbuatan dan niat baik sama saja dengan iman orang munafik. Iman yang hampa tanpa fokus yang tepat kepada Tuhan tidak ada artinya, dan Tuhan mengetahui segala sesuatu yang ada di dalam hati, pikiran, bahkan seluruh keberadaan kita.

Tidak peduli seberapa baik kita berusaha menyembunyikannya, namun faktanya Tuhan mengetahui semua yang kita pikirkan, apa pun yang kita simpan di lubuk hati dan pikiran kita yang terdalam. Dan jika kita belum melakukan apa yang Tuhan ingin kita lakukan, Dia akan mengetahuinya. Dia juga akan mengetahui apakah kita telah melakukan pekerjaan-Nya, meskipun orang lain mungkin tidak menyadarinya. Dan atas perbuatan-perbuatan itulah kita akan dihakimi, baik atau buruk.

Mereka yang beriman dalam perbuatannya, dan menghidupi imannya secara terbuka melalui perbuatannya akan diberi berkat oleh Tuhan. Sementara itu, mereka yang belum benar-benar beriman, munafik, dan berbuat demi pengakuan dan mengejar kemuliaan duniawi serta pujian manusia akan dihukum, dikutuk, dan ditolak oleh Tuhan. Inilah yang perlu kita ketahui masing-masing.

Saudara-saudara seiman dalam Kristus, marilah kita semua mulai saat ini bersungguh-sungguh dalam pengabdian dan komitmen kita kepada Tuhan, agar dalam setiap perkataan yang keluar dari mulut kita, dalam setiap tindakan yang kita lakukan terhadap saudara-saudara kita, kita selalu menunjukkan keimanan, dan bukan iman yang patut dipuji atau disanjung, melainkan untuk kemuliaan Tuhan yang lebih besar. Kesombongan, keserakahan, dan keinginan manusia mungkin menggoda kita, namun kita harus menolak godaan tersebut jika kita ingin menjadi murid Tuhan yang sejati. Semoga Tuhan menyertai kita, dan semoga Dia terus membimbing kita dalam perjalanan hidup kita. Tuhan memberkati kita semua. Amin.

lumenchristi.id 2023 - Situs ini menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman Anda. Dengan menggunakan situs ini, Anda telah menyetujui penggunaan cookies dari Kami.