| Halaman Depan | Bacaan Sepekan | Renungan Pagi| Privacy Policy | Support Lumen Christi |



Agustus 30, 2023

Kamis, 31 Agustus 2023 Hari Biasa Pekan XXI

Bacaan I: 1Tes 3:7-13 "Semoga Tuhan membuat kamu berkelimpahan dalam kasih persaudaraan."

Mazmur Tanggapan: Mzm 90:3-5a.12-13.14.17; Ul: 1 "Penuhilah kami dengan kasih setia-Mu, ya Tuhan, supaya kami bersukacita."

Bait Pengantar Injil: Mat 24:42a,44 "Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah, sebab kalian tidak tahu bilamana Anak Manusia datang."

Bacaan Injil: Mat 24:42-51 "Hendaklah kalian selalu siap siaga."
 
warna liturgi hijau
 
Bacaan Kitab Suci dapat dibaca pada Alkitab atau klik tautan ini 
 
 
 Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, pada hari ini Sabda Tuhan dalam Kitab Suci berbicara kepada kita perlunya selalu waspada, siang dan malam, dari waktu ke waktu, agar kita tidak lengah dan tidak siap, jika Tuhan datang lagi pada waktu-Nya, seperti yang telah Dia janjikan. Hal ini kita dengar sendiri dari perumpamaan yang disampaikan Yesus Tuhan kita kepada manusia, perumpamaan tentang hamba-hamba yang beriman dan hamba-hamba yang buruk.

Dalam perumpamaan itu, Yesus pertama-tama berbicara tentang seorang hamba yang setia dan berbakti kepada siapa tuannya mempercayakan rumah tangganya, hamba-hambanya dan seluruh harta bendanya ketika dia jauh dari kediamannya, yang pada dasarnya menjadi pengurus banyak harta bendanya. Dan hamba yang setia itu melakukan semua yang diperintahkan tuannya, memenuhi semua yang diminta darinya, dan ketika tuannya kembali, hamba itu mendapat berkat yang melimpah.

Dan kemudian, kita juga mendengar tentang seorang hamba yang lain, yang juga dipercayakan dengan harta benda dan rumah tangga tuannya ketika dia pergi. Namun hamba ini berbeda dari hamba yang sebelumnya, karena hamba ini malas, dan dia menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya oleh majikannya, menyalahgunakan hamba-hamba yang lain dan melalaikan tugas-tugasnya dan mengabaikan tanggung jawabnya, berpikir bahwa dia bisa lolos dari segala tanggung jawab. itu, karena tuannya sedang pergi.

Kenyataan hanya menyerang hamba yang malas itu ketika tuannya tiba-tiba kembali tanpa peringatan dan mendapati hamba yang malas itu bermalas-malasan dalam pekerjaannya dan bahkan menganiaya para pelayan. Hamba itu dihukum dan mendapatkan apa yang pantas diterimanya, dan semua ini adalah pengingat bagi kita semua bahwa hal-hal ini akan menimpa kita juga jika kita tidak waspada dalam menjalani hidup kita sehari-hari.

Apa artinya ini? Artinya, kita masing-masing telah dipercayakan Tuhan dengan kehidupan yang kita miliki ini, sebagaimana tuan rumah mempercayakan harta dan rumah tangganya kepada hamba-hambanya. Dan seberapa baik yang kita lakukan dalam hidup ini, maka kita akan dinilai oleh Tuhan, Siapa Tuhan dan Tuan kita. Dia akan mengetahui apa yang telah kita lakukan dalam hidup kita, serta apa yang belum kita lakukan.

Sekarang, pertanyaannya adalah, kita ingin menjadi siapa, saudara dan saudari di dalam Kristus? Apakah kita ingin menjadi seperti hamba yang setia, yang didapati majikannya setia dan baik dalam pekerjaannya, meskipun jerih payah dan pekerjaan tersebut mungkin berat, namun tetap memberinya imbalan dan imbalan yang berlimpah? Ataukah kita lebih suka menjadi seperti hamba yang malas, yang tidak berbuat apa-apa dan menyia-nyiakan waktunya?

Hal ini membawa kita pada perlunya mempertanyakan diri kita sendiri, apa yang telah kita lakukan sebagai seorang Kristen dan sebagai anggota Gereja-Nya? Kita tidak boleh suam-suam kuku dalam iman, artinya kita tidak boleh lalai terhadap apa yang perlu kita lakukan, yaitu mengasihi Tuhan dengan segenap hati, dengan segenap akal budi dan kekuatan kita, bahkan dengan segenap keberadaan kita. Dan itu berarti kita menghabiskan waktu bersama-Nya dan setia pada iman kita kepada-Nya dalam segala hal yang kita katakan dan lakukan.

Kita mungkin berpikir bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang mudah untuk dilakukan, namun kenyataannya, hal tersebut bisa jadi cukup sulit. Ada banyak godaan dan tekanan di sekitar kita yang menggoda kita untuk melakukan hal sebaliknya. Dan kita juga tidak boleh lupa bahwa sebagai umat Kristiani, kita juga dipanggil untuk mengasihi sesama saudara kita sama seperti kita mengasihi diri kita sendiri dan sama seperti kita mengasihi Tuhan. Siapkah kita dan mampu memberikan kasih kita kepada saudara kita, tanpa syarat dan murah hati?

Oleh karena itu, saudara-saudara seiman dalam Kristus, marilah kita semua merenungkan pertanyaan-pertanyaan ini dan memikirkan dengan sungguh-sungguh apa yang masing-masing dari kita mampu lakukan untuk menjadi hamba-hamba Allah yang baik, berjalan dengan setia di jalan-Nya, sehingga pada akhirnya, ketika Tuhan datang kembali, dan ketika tiba waktunya bagi kita untuk mempertanggungjawabkan kehidupan kita sendiri, kita akan dapat menerima secara layak rahmat dan berkat yang telah Tuhan janjikan kepada kita semua.

Semoga Tuhan menyertai kita semua, dan semoga Dia memberkati kita setiap saat, agar Dia selalu membimbing kita dalam perjalanan iman ini, agar kita dapat semakin dekat kepada-Nya setiap hari. Amin.
 
 

lumenchristi.id 2023 - Situs ini menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman Anda. Dengan menggunakan situs ini, Anda telah menyetujui penggunaan cookies dari Kami.