Mazmur Tanggapan: Mzm 96:1-2a.2b-3.7-10ac
Bacaan II: 1Kor 12:4-11 "Roh yang satu dan sama memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus seperti yang dikehendaki-Nya."
Bait Pengantar Injil: 2 Tes 2:14 "Allah memanggil kita untuk memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus."
Bacaan Injil: Yoh 2:1-11 "Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya."
warna liturgi hijau
Bacaan Kitab Suci dapat dibaca pada Alkitab atau klik tautan ini
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, pada hari ini kita merenungkan karya-karya Tuhan yang luar biasa, yang telah Dia lakukan di hadapan semua orang untuk pertama kalinya dalam hidup-Nya, sebagaimana bagian Injil hari ini menceritakan kepada kita kisah mukjizat pada upacara perkawinan yang diadakan di Kana. Saya yakin kita semua sudah tidak asing lagi dengan mukjizat ini, bagaimana Tuhan Yesus melakukan mukjizat mengubah air menjadi anggur, ketika pasangan pengantin kehabisan anggur pada hari yang sangat penting bagi mereka.
Untuk lebih memahami makna mukjizat ini, kita harus memahami konteks dan pentingnya sejarah dari apa yang telah terjadi pada saat itu. Upacara perkawinan merupakan peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan seseorang, menurut tradisi orang-orang Yahudi, dan pada kenyataannya, sebuah perkawinan tidak hanya melibatkan dua orang yang akan menikah, melainkan seluruh masyarakat, karena setiap orang bersukacita bersama ketika seorang pria dan seorang wanita bersatu dalam perkawinan suci.
Pada hari yang begitu penting, bagi pasangan pengantin, kehabisan anggur sama saja dengan rasa malu yang besar yang dapat memengaruhi mereka selama sisa hidup mereka. Karena pengantin wanita dan pria beserta keluarga mereka masing-masing biasanya bertanggung jawab atas perayaan dan pesta, dan semua perincian yang berkaitan dengan upacara pernikahan, kehabisan anggur dapat diartikan sebagai tanda kemalangan, aib, dan kurangnya dukungan ilahi bagi pernikahan tersebut.
Itulah sebabnya pasangan pengantin dalam pesta perkawinan di Kana itu kemungkinan besar akan khawatir dan putus asa, karena reputasi dan keluarga mereka sendiri berada di bawah ancaman yang serius. Karena itu, mereka mencari pertolongan Tuhan, melalui pertolongan ibu-Nya, Maria, yang kepadanya mereka meminta pertolongan. Tuhan Yesus enggan membantu mereka, karena belum waktunya bagi-Nya untuk menampakkan diri-Nya di hadapan orang-orang, tetapi ibu-Nya, Maria, membantu pasangan pengantin itu, dengan meminta para pelayan untuk mendengarkan firman Tuhan dan menaati-Nya.



