Bacaan I: Hos 6:1-6 "Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan."
Mazmur Tanggapan: Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab; Ul: 22 "Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan."
Bait Pengantar Injil: Mzm 95:8ab "Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan, janganlah bertegar hati."
Bacaan Injil: Luk 18:9-14 "Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya, sebagai orang yang dibenarkan Allah."
Mazmur Tanggapan: Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab; Ul: 22 "Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan."
Bait Pengantar Injil: Mzm 95:8ab "Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan, janganlah bertegar hati."
Bacaan Injil: Luk 18:9-14 "Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya, sebagai orang yang dibenarkan Allah."
warna liturgi ungu
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, dalam Injil, Tuhan Yesus menyebutkan seorang pemungut cukai dan seorang Farisi karena prasangka dan persepsi yang dialami masing-masing dari mereka pada saat itu, para pemungut cukai sering diperlakukan dengan hinaan, dengan ketidakpercayaan dan kecurigaan karena sifat pekerjaan mereka dalam mengumpulkan pajak untuk gubernur dan administrasi Romawi, sementara orang Farisi diperlakukan dengan hormat dan pemujaan karena posisi mereka yang terhormat di masyarakat.
Oleh karena itu, muncullah prasangka yang kuat terhadap para pemungut cukai, yang secara kolektif diperlakukan sebagai pemberontak, pengkhianat, dan tidak layak menjadi anggota jemaat umat Allah. Para pemungut cukai dijauhi dan diperlakukan seolah-olah mereka adalah orang berdosa besar yang tidak mampu menerima belas kasihan Allah dan tidak layak menerima kasih Allah. Hal ini terjadi sementara orang Farisi dipandang sebagai kelompok orang yang suci dan saleh, yang selalu mengumandangkan doa dan bakti mereka di hadapan semua orang.
Melalui perumpamaan yang disebutkan-Nya, Tuhan Yesus ingin mematahkan prasangka-prasangka ini, yang telah ada dalam hati dan pikiran orang banyak. Ia ingin menunjukkan kepada mereka bahwa bahkan seorang pemungut cukai pun menyadari dosa-dosa dan kejahatan apa pun yang telah dilakukannya, dan karena diperlakukan dengan sangat buruk oleh jemaat pada umumnya, sudah pasti mereka pasti merasa sangat bersalah atas tindakan mereka sendiri.
Oleh karena itu, muncullah prasangka yang kuat terhadap para pemungut cukai, yang secara kolektif diperlakukan sebagai pemberontak, pengkhianat, dan tidak layak menjadi anggota jemaat umat Allah. Para pemungut cukai dijauhi dan diperlakukan seolah-olah mereka adalah orang berdosa besar yang tidak mampu menerima belas kasihan Allah dan tidak layak menerima kasih Allah. Hal ini terjadi sementara orang Farisi dipandang sebagai kelompok orang yang suci dan saleh, yang selalu mengumandangkan doa dan bakti mereka di hadapan semua orang.
Melalui perumpamaan yang disebutkan-Nya, Tuhan Yesus ingin mematahkan prasangka-prasangka ini, yang telah ada dalam hati dan pikiran orang banyak. Ia ingin menunjukkan kepada mereka bahwa bahkan seorang pemungut cukai pun menyadari dosa-dosa dan kejahatan apa pun yang telah dilakukannya, dan karena diperlakukan dengan sangat buruk oleh jemaat pada umumnya, sudah pasti mereka pasti merasa sangat bersalah atas tindakan mereka sendiri.




