| Halaman Depan | Indonesian Papist | Renungan Pagi| Privacy Policy | Support Lumen Christi |



Facebook  X  Whatsapp  Instagram 

September 21, 2025

Senin, 22 September 2025 Hari Biasa Pekan XXV

 

Bacaan I: Ezr 1:1-6 "Barangsiapa termasuk umat Allah, hendaknya ia pulang ke Yerusalem dan mendirikan rumah Allah."

Mazmur Tanggapan: Mzm 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Ul:lh.3

Bait Pengantar Injil: Mat 5:16 "Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapamu yang di surga."

Bacaan Injil: Luk 8:16-18 "Pelita ditempatkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk dapat melihat cahayanya."  
  
warna liturgi hijau

Bacaan Kitab Suci dapat dibaca pada Alkitab atau klik tautan ini
 
  
 
 Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, Sabda Tuhan pada hari ini menunjukkan bagaimana Allah bekerja melalui sejarah untuk memulihkan umat-Nya dan menyingkapkan kebenaran-Nya. Melalui Perjanjian Lama dan Injil, kita diingatkan akan kehadiran Allah yang senantiasa dalam hidup kita, bahkan di masa-masa sulit.
 
Dalam bacaan pertama dari Kitab Ezra, Raja Koresh memerintahkan pembangunan kembali Bait Suci di Yerusalem. Ini menandai awal yang baru bagi bangsa Israel. Mereka diberi kesempatan untuk memulihkan apa yang telah hilang. Bacaan ini menyoroti tangan Allah dalam membimbing sejarah manusia dan keinginan-Nya untuk membawa pembaruan. Kita mendengar tentang momen ketika bangsa Israel yang hidup dalam pembuangan di Babel akhirnya mendapatkan momen kebebasan dan emansipasi mereka setelah hidup dalam pembuangan selama bertahun-tahun. Meskipun secara tradisional dihitung sebagai tujuh puluh tahun atau tujuh dekade, kenyataannya adalah bahwa beberapa orang Israel menghabiskan lebih banyak tahun di pembuangan sementara yang lain menghabiskan lebih sedikit tahun di pembuangan di Babel, dan bagi orang-orang yang tinggal di kerajaan Israel utara, yang dihancurkan oleh bangsa Asyur hampir dua abad sebelumnya, beberapa dari mereka mungkin juga telah kembali ke tanah leluhur mereka, dan itu merupakan penantian yang panjang bagi mereka semua. Secara kontekstual, orang Israel, umat Allah, telah menghadapi semua cobaan dan tantangan ini, semua karena ketidaktaatan mereka sendiri terhadap Allah.
 
 Mereka memilih untuk memeluk keinginan dan ambisi duniawi mereka alih-alih mengikuti Tuhan dan melakukan apa yang telah Dia ajarkan dan tunjukkan kepada mereka. Akibatnya, mereka semakin menyimpang dari jalan yang telah Tuhan tuntun, dan akibatnya, mereka jatuh dari kasih karunia dan kehilangan kasih karunia yang pernah Tuhan berikan kepada mereka. Mereka terpecah belah dan melemah, dan mereka jatuh ke dalam kekacauan, menjadi sasaran cemoohan-cemoohan dari tetangga mereka, dan ditindas, ditaklukkan, dan ditundukkan oleh musuh-musuh mereka. Baik Israel maupun Yehuda, Samaria dan Yerusalem dihancurkan dan banyak umat Allah dibawa ke pembuangan.
 
Dalam Injil, Tuhan Yesus mengajarkan tentang terang dan kebenaran. Ia membandingkan iman dengan pelita yang tidak boleh disembunyikan. Pesan ini mengingatkan kita bahwa kebenaran Allah akan selalu terungkap, betapa pun kerasnya kita berusaha menyembunyikannya.  Apakah gambaran cahaya dan pelita menunjukkan kepada kita tentang Kerajaan Allah? Lampu di zaman kuno mempunyai fungsi yang sangat penting, sama seperti sekarang. Mereka memungkinkan orang untuk melihat dan bekerja dalam kegelapan dan menghindari tersandung. Orang-orang Yahudi juga memahami "cahaya" sebagai ekspresi keindahan batin, kebenaran, dan kebaikan Tuhan. Dalam terang-Nya kita melihat terang (Mazmur 36:9). Firman-Nya adalah pelita yang menuntun langkah kita (Mazmur 119:105).

lumenchristi.id 2023 - Situs ini menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman Anda. Dengan menggunakan situs ini, Anda telah menyetujui penggunaan cookies dari Kami.