Bacaan I: Ams 30:5-9 "Janganlah aku Kauberi kemiskinan atau kekayaan, melainkan hanyalah kebutuhan hidupku secukupnya."
Mazmur Tanggapan: Mzm 119:29.72.89.101.104.163 "Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah pelita bagi langkahku."
Bait Pengantar Injil: Mrk 1:15 "Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil."
Bacaan Injil: Luk 9:1-6 "Ia mengutus para murid mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang sakit."
warna liturgi hijau
Bacaan Kitab Suci dapat dibaca pada Alkitab atau klik tautan ini
![]() |
| Foto oleh PxHere |
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, pada hari ini kita mendengarkan Sabda Tuhan dari Kitab Suci, yang di dalamnya kita mendengar dari bacaan Injil hari ini, tentang saat ketika Tuhan Yesus mengutus para pengikut-Nya untuk pergi mendahului-Nya ke banyak kota dan desa yang hendak Ia kunjungi, untuk mempersiapkan jalan-Nya sebelum kedatangan-Nya, dengan memberitakan kepada orang-orang tentang kebenaran keselamatan-Nya.
Ia memberi tahu mereka semua untuk tidak membawa uang, perbekalan, atau bahkan tunik dan pakaian. Secara harfiah Ia memberi tahu mereka untuk berangkat dalam perjalanan misi mereka dengan apa yang mereka miliki seminimal mungkin, tubuh mereka sendiri dan kenyamanan yang paling sedikit yang tersedia bagi mereka. Dan mengapa Ia melakukannya? Itu karena Ia ingin mereka semua tidak bergantung pada semua barang dan bantuan duniawi mereka.
Para pengikut hendaknya tidak menaruh kepercayaan mereka pada kekuatan mereka sendiri, atau pada sumber daya dan kemampuan duniawi mereka. Sebaliknya, mereka hendaknya percaya sepenuh hati kepada Tuhan, menempatkan diri mereka dan mempercayakan diri mereka pada pemeliharaan dan kasih-Nya. Mereka harus mengandalkan kekuatan dan kasih karunia Allah, yang telah diberikan-Nya kepada kita masing-masing dengan cara kita sendiri. Dengan cara itu, mereka akan benar-benar mampu melakukan pekerjaan dan panggilan mereka dengan niat yang benar.
Jika tidak, jika mereka bergantung pada kekuatan dan kemampuan mereka sendiri, sumber daya mereka sendiri, dan usaha mereka sendiri, maka mereka akan memiliki kepentingan pribadi dalam pelaksanaan pekerjaan misionaris mereka sehari-hari. Mereka kemudian akan bias dalam pekerjaan mereka, tergantung pada apakah apa yang mereka investasikan dalam pekerjaan itu memberikan hasil positif pada akhirnya. Itu berarti, naluri manusiawi kita untuk menginginkan imbalan dan peneguhan akan muncul, dan jika apa yang telah kita berikan tidak memberi kita hasil yang kita inginkan, maka kita tidak akan bersedia memberi lebih banyak.
Saudara-saudari dalam Kristus, itulah sebabnya Tuhan Yesus mengutus mereka dengan segala sesuatu yang sangat minim, sehingga mereka dapat menaruh kepercayaan penuh kepada Tuhan dalam segala hal, dari segala hal baik atau buruk yang mungkin terjadi pada mereka, dalam segala hal yang mereka hadapi dalam hidup, dan sepanjang misi mereka, bahwa hanya Tuhan yang menjadi pusat, fokus, dan tujuan dari seluruh upaya, pekerjaan, dan pelayanan mereka.
Ia memberi tahu mereka semua untuk tidak membawa uang, perbekalan, atau bahkan tunik dan pakaian. Secara harfiah Ia memberi tahu mereka untuk berangkat dalam perjalanan misi mereka dengan apa yang mereka miliki seminimal mungkin, tubuh mereka sendiri dan kenyamanan yang paling sedikit yang tersedia bagi mereka. Dan mengapa Ia melakukannya? Itu karena Ia ingin mereka semua tidak bergantung pada semua barang dan bantuan duniawi mereka.
Para pengikut hendaknya tidak menaruh kepercayaan mereka pada kekuatan mereka sendiri, atau pada sumber daya dan kemampuan duniawi mereka. Sebaliknya, mereka hendaknya percaya sepenuh hati kepada Tuhan, menempatkan diri mereka dan mempercayakan diri mereka pada pemeliharaan dan kasih-Nya. Mereka harus mengandalkan kekuatan dan kasih karunia Allah, yang telah diberikan-Nya kepada kita masing-masing dengan cara kita sendiri. Dengan cara itu, mereka akan benar-benar mampu melakukan pekerjaan dan panggilan mereka dengan niat yang benar.
Jika tidak, jika mereka bergantung pada kekuatan dan kemampuan mereka sendiri, sumber daya mereka sendiri, dan usaha mereka sendiri, maka mereka akan memiliki kepentingan pribadi dalam pelaksanaan pekerjaan misionaris mereka sehari-hari. Mereka kemudian akan bias dalam pekerjaan mereka, tergantung pada apakah apa yang mereka investasikan dalam pekerjaan itu memberikan hasil positif pada akhirnya. Itu berarti, naluri manusiawi kita untuk menginginkan imbalan dan peneguhan akan muncul, dan jika apa yang telah kita berikan tidak memberi kita hasil yang kita inginkan, maka kita tidak akan bersedia memberi lebih banyak.
Saudara-saudari dalam Kristus, itulah sebabnya Tuhan Yesus mengutus mereka dengan segala sesuatu yang sangat minim, sehingga mereka dapat menaruh kepercayaan penuh kepada Tuhan dalam segala hal, dari segala hal baik atau buruk yang mungkin terjadi pada mereka, dalam segala hal yang mereka hadapi dalam hidup, dan sepanjang misi mereka, bahwa hanya Tuhan yang menjadi pusat, fokus, dan tujuan dari seluruh upaya, pekerjaan, dan pelayanan mereka.
Semoga Tuhan membimbing kita dalam perjalanan hidup kita, kita akan semakin beriman kepada-Nya, dan semakin dekat kepada-Nya. Amin.




