| Halaman Depan | Indonesian Papist | Renungan Pagi| Privacy Policy | Support Lumen Christi |



Facebook  X  Whatsapp  Instagram 

September 06, 2024

Sabtu, 07 September 2024 Hari Biasa Pekan XXII

 
Bacaan I: 1Kor 4:6b-15 "Kami ini lapar, haus, dan telanjang."

Mazmur Tanggapan: Mzm 145:17-18.19-20.21 "Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya."

Bait Pengantar Injil: Yoh 14:6 "Akulah jalan, kebenaran, dan sumber kehidupan, sabda Tuhan; hanya melalui Aku orang sampai kepada Bapa."

Bacaan Injil: Luk 6:1-5 "Mengapa kalian melakukan sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"
  
warna liturgi hijau
 
Bacaan Kitab Suci dapat dibaca pada Alkitab atau klik tautan ini
 
Waiting For The Word | CC BY 2.0
  Saudara-saudari terkasih, dalam bacaan Injil hari ini, kita merenungkan dari Injil Lukas di mana kita mendengar tentang bagaimana Tuhan Yesus ditentang oleh orang-orang Farisi yang mengikuti-Nya ketika Ia melakukan pelayanan dan pekerjaan-Nya, dan mereka mengkritik tindakan para murid dan pengikut-Nya yang memetik bulir-bulir gandum dari ladang pada hari Sabat karena mereka sangat lapar, suatu kegiatan yang menurut penafsiran dan gagasan orang-orang Farisi dilarang sedangkan bagi orang-orang Farisi dan para ahli Taurat, sama sekali tidak ada tindakan atau kegiatan yang dapat dilakukan pada hari Sabat, hari dalam seminggu ketika orang-orang Israel diperintahkan untuk menghentikan kegiatan mereka yang biasa dan menggunakan waktu mereka untuk menyembah Tuhan dan melakukan apa yang telah Ia perintahkan untuk dilakukan, untuk memfokuskan hidup dan perhatian mereka sekali lagi kepada Tuhan.
 
Tujuan dari Hukum Sabat ini sebenarnya sangat jelas, dan dimaksudkan untuk membantu umat Allah mengingat bahwa pada hakikatnya mereka adalah umat yang kudus dan dikasihi Allah, dan bahwa Tuhan harus selalu menjadi pusat dan fokus kehidupan mereka. Tujuannya adalah untuk membantu mereka semua menyisihkan satu hari untuk dihabiskan bersama Tuhan dan tidak digunakan untuk kegiatan dan bisnis duniawi mereka yang biasa, sehingga mereka tidak kehilangan kontak dengan Tuhan Allah mereka. Akan tetapi, banyak di antara orang-orang yang salah memahaminya, khususnya orang Farisi dan guru-guru Taurat yang menafsirkan hukum Sabat tanpa benar-benar memahami maksud dan tujuan hukum ini yang telah Tuhan berikan kepada kita semua untuk membantu kita menemukan jalan menuju-Nya, dan sebaliknya, mereka memahaminya dengan cara yang bertentangan dengan apa yang Tuhan maksudkan. Orang Farisi dan ahli Taurat pada dasarnya terlalu berfokus pada hukum Taurat dan tidak menghargai roh hukum Taurat, karena mereka menilai bahwa segala tindakan yang dilakukan pada hari Sabat adalah tidak pantas dan melanggar hukum, padahal tujuan hari Sabat sebenarnya adalah untuk membantu umat Tuhan agar hidup mereka lebih sesuai dengan jalan Tuhan dan melakukan kehendak-Nya. Jadi, mengkritik orang yang berbuat baik di hari Sabat dan menyusahkan orang yang sedang lapar dan menghadapi kesulitan bukanlah hal yang seharusnya mereka lakukan.
   
Sementara dalam bacaan pertama, Rasul Paulus berbicara kepada umat Allah tentang bagaimana mereka tidak boleh memandang diri mereka sendiri dengan pandangan dan rasa superioritas, berpikir bahwa mereka lebih baik daripada orang lain di sekitar mereka karena mereka menjalani hidup mereka dengan nyaman dan penuh berkat di dunia ini.  Sebaliknya, Paulus mengatakan bahwa untuk menjadi orang Kristiani, mereka harus lebih rendah hati dan lebih berfokus pada Tuhan, berusaha untuk memuliakan Tuhan melalui kehidupan mereka dan tidak membiarkan diri mereka terpengaruh oleh ambisi dan godaan duniawi, yang semuanya dapat menuntun kita semua ke jalan menuju kejatuhan dan kehancuran kita.
  
 Di dunia kita saat ini, kita sering menghadapi masalah godaan gemar hidup hedon, flexing, kesombongan dan ego kita sendiri, keasyikan kita dengan status dan hak istimewa yang kita miliki dan nikmati dalam hidup, karena kita mungkin merasa sulit untuk diberi tahu bahwa apa yang kita lakukan tidak benar dan pantas, atau bahwa ada orang lain yang lebih mengetahuinya daripada kita. Itulah sebabnya sebagai orang Kristiani kita harus selalu memupuk kebajikan kerendahan hati dan ketaatan, untuk bersikap rendah hati dalam segala hal dan bersedia mendengarkan orang lain, terutama bersedia mendengarkan Tuhan dan firman-Nya.
 
Semoga Tuhan, Allah dan Bapa kita yang selalu sabar dan penuh kasih, senantiasa menolong dan membimbing kita dalam perjalanan hidup kita, menguatkan kita dalam keinginan dan komitmen untuk berjalan di jalan-Nya dan mencintai-Nya, senantiasa mengingatkan diri kita dan sesama untuk memusatkan perhatian dan penekanan hidup kita kepada Tuhan, Sang Guru dan Pencipta kita. Amin.

lumenchristi.id 2023 - Situs ini menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman Anda. Dengan menggunakan situs ini, Anda telah menyetujui penggunaan cookies dari Kami.