Bacaan I: Ef 1:1-10 "Allah telah memilih kita sebelum menciptakan jaga raya."
Mazmur Tanggapan: Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4.5-6 "Tuhan telah memperkenalkan penyelamatan-Nya."
Bait Pengantar Injil: Yoh 10:6 "Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tak seorang pun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku."
Bacaan Injil: Luk 11:47-54 "Darah para nabi, mulai dari Habel sampai kepada Zakharia akan dituntut."
warna liturgi merah
Bacaan Kitab Suci dapat dibaca pada Alkitab atau klik tautan ini
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, hari ini Gereja memperingati St. Ignatius dari Antiokhia yang keberanian, iman, dan pengabdiannya kepada Tuhan benar-benar patut dicontoh dan menjadi inspirasi bagi kita semua. Santo Ignatius dari Antiokhia adalah salah satu penerus awal para Rasul dan merupakan seorang yang bertobat kepada iman Katolik selama masa karya misionaris besar para Rasul, yang mendirikan Gereja dan menyebarkan Injil kepada banyak orang di seluruh dunia. Santo Ignatius dari Antiokhia menurut sejarah dan tradisi Gereja adalah murid Santo Yohanes Rasul, dan karena itu ia mengetahui tentang para Rasul secara langsung dan menerima kebenaran dari mereka, yang ia sendiri junjung tinggi dengan sangat setia dan terus disebarkan dalam pelayanannya sendiri.
Saudara-saudari terkasih, merenungkan Sabda Tuhan pada hari ini, kita semua diingatkan tentang perlunya bagi kita masing-masing sebagai umat Allah yang kudus dan terkasih untuk terus menaati dengan sepenuh hati ajaran Tuhan, Allah kita yang penuh kasih dan Juruselamat, yang telah menyatakan kasih-Nya kepada kita melalui Putra-Nya, Yesus Kristus, dengan menyatakan kasih-Nya kepada kita sepenuhnya dan dengan cara yang nyata dan dapat kita jangkau, sehingga kita dapat memperoleh manfaat dari kasih dan keselamatan-Nya, dan agar kita dapat yakin akan bimbingan dan pertolongan-Nya yang selalu sabar di sepanjang perjalanan hidup kita masing-masing. Oleh karena itu, kita juga harus berusaha menjauhkan diri dari segala hal
Dalam bacaan pertama kita hari ini, yang diambil dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus, kita mendengar salam dari Rasul kepada umat beriman di Efesus, yang mengingatkan mereka semua tentang keselamatan dalam Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat mereka, yang telah diberitakan olehnya bersama para Rasul dan misionaris lainnya, yang mengingatkan mereka bahwa keselamatan dalam Tuhan datang melalui Kristus dan apa pun yang telah Dia ungkapkan kepada mereka melalui para murid-Nya dan Gereja, dan bukan melalui cara lain seperti melalui ketaatan kepada Hukum Taurat dan perintah-perintah Allah, seperti yang diklaim oleh beberapa orang yang bertobat dari latar belakang Yahudi, terutama mereka yang berasal dari kaum Farisi dan para pengajar Taurat, dan ingin memaksakan adat istiadat dan cara-cara Yahudi kepada seluruh Gereja dan umat beriman Kristen.
Ketika mereka melakukan pemaksaan dan upaya seperti itu, mereka juga mengklaim bahwa kecuali umat Allah menaati Hukum Musa sebagaimana ditafsirkan oleh orang Farisi dan para ahli Taurat, maka mereka tidak dapat diselamatkan atau memperoleh bagian dalam kasih karunia Allah. Klaim dan penafsiran yang salah tentang Hukum ini serta upaya mereka untuk memaksakannya kepada Gereja dan umat beriman, oleh karena itu ditanggapi dengan pertentangan dan teguran dari St. Paulus, sebagaimana Tuhan Yesus sendiri juga telah memberi tahu umat bahwa jalan menuju Tuhan dan kehidupan kekal adalah melalui Diri-Nya sendiri, dan bukan melalui ketaatan kepada hukum, peraturan, tata tertib, adat istiadat, dan batasan buatan manusia yang coba ditetapkan oleh manusia di tengah-tengah mereka, untuk menjadikan sebagian di antara mereka lebih benar, lebih layak, dan lebih baik daripada yang lain.
Kemudian dalam bacaan Injil hari ini, kita mendengar kelanjutan kisah dari Injil menurut St. Lukas sang Penginjil di mana Tuhan Yesus terus menegur dan mengkritik orang Farisi dan para ahli Taurat atas tindakan mereka dan karena kurangnya iman mereka kepada Allah dan Juruselamat-Nya. Konteks dari semua ini harus dipahami bahwa Tuhan telah menghadapi pertentangan dan penolakan yang terus-menerus, sikap keras kepala dan rintangan dari semua orang Farisi yang disebutkan di atas dan para ahli Taurat yang sering meragukan ajaran-ajaran-Nya, mempertanyakan otoritas-Nya untuk mengajar dan melakukan mukjizat, dan menggunakan penafsiran dan pemahaman mereka sendiri yang ketat dan kaku tentang Hukum Tuhan untuk menentang apa yang telah Tuhan ungkapkan dan coba ajarkan kepada mereka. Karena itu, Tuhan sering menghadapi banyak kesulitan selama pelayanan-Nya karena semua itu.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengkritik dan menegur orang-orang Farisi itu atas sikap mereka, yang Ia soroti sebagai sesuatu yang mirip dengan sikap yang pernah ditunjukkan oleh para leluhur dan pendahulu mereka, dalam kekeraskepalaan mereka untuk mengikuti keinginan mereka sendiri, pemahaman dan penafsiran mereka sendiri tentang berbagai hal daripada percaya kepada Tuhan dan kebenaran-Nya. Kesombongan dan ego mereka, ambisi dan keinginan dunia ini menuntun mereka untuk berjalan di jalan yang salah dan membuat mereka semakin jauh dari Tuhan, karena mereka telah menutup pintu hati dan pikiran mereka bagi Tuhan. Inilah sikap yang tidak diinginkan Tuhan dari kita, agar kita tidak berakhir dengan berpikir bahwa cara dan metode kita lebih baik atau bahwa kita entah bagaimana lebih baik dan lebih unggul daripada orang lain di sekitar kita. Sebaliknya, sebagai orang Kristiani, selalu penting bagi kita untuk tetap rendah hati dan bersedia mendengarkan orang lain, terutama dalam mendengarkan Tuhan.
Dalam bacaan pertama kita hari ini, yang diambil dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus, kita mendengar salam dari Rasul kepada umat beriman di Efesus, yang mengingatkan mereka semua tentang keselamatan dalam Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat mereka, yang telah diberitakan olehnya bersama para Rasul dan misionaris lainnya, yang mengingatkan mereka bahwa keselamatan dalam Tuhan datang melalui Kristus dan apa pun yang telah Dia ungkapkan kepada mereka melalui para murid-Nya dan Gereja, dan bukan melalui cara lain seperti melalui ketaatan kepada Hukum Taurat dan perintah-perintah Allah, seperti yang diklaim oleh beberapa orang yang bertobat dari latar belakang Yahudi, terutama mereka yang berasal dari kaum Farisi dan para pengajar Taurat, dan ingin memaksakan adat istiadat dan cara-cara Yahudi kepada seluruh Gereja dan umat beriman Kristen.
Ketika mereka melakukan pemaksaan dan upaya seperti itu, mereka juga mengklaim bahwa kecuali umat Allah menaati Hukum Musa sebagaimana ditafsirkan oleh orang Farisi dan para ahli Taurat, maka mereka tidak dapat diselamatkan atau memperoleh bagian dalam kasih karunia Allah. Klaim dan penafsiran yang salah tentang Hukum ini serta upaya mereka untuk memaksakannya kepada Gereja dan umat beriman, oleh karena itu ditanggapi dengan pertentangan dan teguran dari St. Paulus, sebagaimana Tuhan Yesus sendiri juga telah memberi tahu umat bahwa jalan menuju Tuhan dan kehidupan kekal adalah melalui Diri-Nya sendiri, dan bukan melalui ketaatan kepada hukum, peraturan, tata tertib, adat istiadat, dan batasan buatan manusia yang coba ditetapkan oleh manusia di tengah-tengah mereka, untuk menjadikan sebagian di antara mereka lebih benar, lebih layak, dan lebih baik daripada yang lain.
Kemudian dalam bacaan Injil hari ini, kita mendengar kelanjutan kisah dari Injil menurut St. Lukas sang Penginjil di mana Tuhan Yesus terus menegur dan mengkritik orang Farisi dan para ahli Taurat atas tindakan mereka dan karena kurangnya iman mereka kepada Allah dan Juruselamat-Nya. Konteks dari semua ini harus dipahami bahwa Tuhan telah menghadapi pertentangan dan penolakan yang terus-menerus, sikap keras kepala dan rintangan dari semua orang Farisi yang disebutkan di atas dan para ahli Taurat yang sering meragukan ajaran-ajaran-Nya, mempertanyakan otoritas-Nya untuk mengajar dan melakukan mukjizat, dan menggunakan penafsiran dan pemahaman mereka sendiri yang ketat dan kaku tentang Hukum Tuhan untuk menentang apa yang telah Tuhan ungkapkan dan coba ajarkan kepada mereka. Karena itu, Tuhan sering menghadapi banyak kesulitan selama pelayanan-Nya karena semua itu.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengkritik dan menegur orang-orang Farisi itu atas sikap mereka, yang Ia soroti sebagai sesuatu yang mirip dengan sikap yang pernah ditunjukkan oleh para leluhur dan pendahulu mereka, dalam kekeraskepalaan mereka untuk mengikuti keinginan mereka sendiri, pemahaman dan penafsiran mereka sendiri tentang berbagai hal daripada percaya kepada Tuhan dan kebenaran-Nya. Kesombongan dan ego mereka, ambisi dan keinginan dunia ini menuntun mereka untuk berjalan di jalan yang salah dan membuat mereka semakin jauh dari Tuhan, karena mereka telah menutup pintu hati dan pikiran mereka bagi Tuhan. Inilah sikap yang tidak diinginkan Tuhan dari kita, agar kita tidak berakhir dengan berpikir bahwa cara dan metode kita lebih baik atau bahwa kita entah bagaimana lebih baik dan lebih unggul daripada orang lain di sekitar kita. Sebaliknya, sebagai orang Kristiani, selalu penting bagi kita untuk tetap rendah hati dan bersedia mendengarkan orang lain, terutama dalam mendengarkan Tuhan.
Marilah kita semua membuang jauh-jauh kesombongan dan ego, keserakahan dan bentuk-bentuk keinginan lainnya yang dapat membawa kita ke jalan menuju kehancuran. Marilah kita semua berusaha untuk melakukan kehendak Tuhan dengan lebih setia di setiap momen kehidupan kita mulai sekarang, dan marilah kita terus saling menginspirasi dengan kehidupan kita yang patut diteladani sehingga kita dapat menarik setiap orang semakin dekat kepada Tuhan. Semoga Tuhan menyertai kita semua dan semoga Dia memberkati setiap usaha dan upaya kita sehingga kita dapat terus memuliakan-Nya dalam segala hal. Santo Ignatius dari Antiokhia doakanlah kami. Amin.
Orang Kudus hari ini: 17 Oktober 2024 St. Ignatius dari Antiokhia, Uskup dan Martir




