Bacaan I: Gal 4:22-24.26-27.31-5:1 "Kita ini bukanlah anak dari wanita hamba, melainkan dari wanita merdeka."
Mazmur Tanggapan: Mzm 113:1-2.3-4.5a.6-7 "Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya."
Bait Pengantar Injil: Mzm 95:8ab "Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati."
Bacaan Injil: Luk 11:29-32 "Angkatan ini tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus.
Mazmur Tanggapan: Mzm 113:1-2.3-4.5a.6-7 "Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya."
Bait Pengantar Injil: Mzm 95:8ab "Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati."
Bacaan Injil: Luk 11:29-32 "Angkatan ini tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus.
![]() |
Kelahiran Ismail disebabkan oleh ketidaksabaran Abraham, yang menyerah pada godaan ketakutan dan kekhawatiran duniawi, yaitu tidak adanya ahli waris, meskipun Tuhan telah berjanji kepadanya berkali-kali bahwa seorang ahli waris akan lahir dari istrinya. Namun Tuhan memberkati Ismail dan keturunannya, karena bagaimanapun juga, ia dan keturunannya tetap merupakan keturunan Abraham, meskipun bukan orang-orang yang akan diberi kepenuhan berkat-Nya oleh Tuhan.
St. Paulus menggunakan contoh ini, sebagaimana yang disebutkannya sendiri, untuk menggambarkan secara alegoris, hubungan yang dimiliki umat Allah dengan Tuhan dan Pencipta mereka, dalam konteks Hukum lama sebagaimana yang diungkapkan secara tidak sempurna melalui Musa, dan apa yang diungkapkan-Nya secara sempurna dalam Hukum dan Perjanjian baru Yesus Kristus, Putra Allah yang diutus ke dunia untuk menjadi Juruselamat dan Penebusnya. Hukum lama diwakili oleh Ismail sedangkan Hukum baru diwakili oleh Ishak.
Untuk memahami maksud dan maknanya secara menyeluruh, kita juga harus melihat bagian awal Surat kepada Jemaat di Galatia, di mana St. Paulus menyebutkan bahwa Hukum lama mendatangkan perbudakan dan Hukum baru mendatangkan kebebasan. Yang ia maksud adalah bahwa, sementara umat menaati Tuhan melalui hukum lama Musa, mereka masih terikat pada rantai dosa, karena kedatangan keselamatan Allah belum terpenuhi.
Sementara itu, kedatangan Kristus mendatangkan pemenuhan janji Allah sebagaimana Ishak merupakan pemenuhan janji Allah kepada Abraham. Kristus mengungkapkan kebenaran penuh tentang kasih Allah melalui Hukum Taurat dan Perjanjian yang diperbarui-Nya melalui pengorbanan kasih Putra-Nya di kayu salib. Dan ini ditulis oleh St. Paulus dalam menegur mereka di Galatia yang ingin memaksakan hukum dan adat istiadat Yahudi, yaitu ‘Hukum Lama’ kepada umat Kristus, yang telah menerima kepenuhan Hukum Allah – ‘Hukum Baru’.
Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus juga menegur orang-orang dengan cara yang sama, bagaimana mereka terus meminta mukjizat dan tanda-tanda meskipun mereka telah melihat banyak mukjizat ketika mereka bersama Tuhan selama itu. Mereka gagal memperhatikan Tuhan bekerja di tengah-tengah mereka meskipun Dia telah melakukannya berkali-kali. Dan itulah sebabnya Tuhan menegur orang-orang yang begitu mengeraskan hati dan pikiran mereka terhadap kebenaran-Nya.
Mereka yang terobsesi dengan pemenuhan hukum dan cara lama sebagaimana yang ditetapkan oleh orang Farisi dan para ahli Taurat, dan menolak untuk menerima kebenaran Allah, akan dihakimi sesuai dengan penolakan dan kekeraskepalaan mereka, dan selama mereka terus menolak untuk menerima Allah di tengah-tengah mereka, mereka tidak akan mendapat bagian dalam Perjanjian dan Hukum baru yang telah Ia bawa ke dunia.
Sekarang, saudara-saudari di dalam Kristus, kita sendiri sebagai orang Kristiani terkadang juga menderita dalam kondisi yang sama seperti orang-orang Yahudi. Kita belum benar-benar setia kepada Tuhan sebagaimana seharusnya. Kita hanya setia secara lahiriah, seperti halnya orang Farisi dan para ahli Taurat, tetapi di dalam hati kita, banyak dari kita tidak memiliki iman dan kasih yang seharusnya kita miliki kepada Allah.
Marilah kita semua berpaling kepada Tuhan dengan semangat baru dan dengan cinta baru, sehingga kita tidak lagi menjalani hidup yang hampa dan tanpa cinta, tetapi sebaliknya, memiliki cinta sejati kepada Tuhan mulai sekarang dan seterusnya. Semoga Tuhan senantiasa menyertai kita. Amin.




