Mazmur Tanggapan: Mzm 87:1b-3.4-5.6-7; Ul: 3 "Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah."
Bait Pengantar Injil: "Berbahagialah engkau, Perawan yang mengandung Tuhan; engkaulah Bunda Gereja yang bersukacita yang mengandung dari Roh Kudus dan melahirkan Yesus Kristus, Putramu."
Bacaan Injil: Yoh 19:25-34 "Inilah anakmu. Inilah ibumu."
Bacaan Kitab Suci silakan buka Alkitab atau klik tautan ini
 |
| Francisco de Zurbarán | Public Domain |
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, hari ini Gereja memperingati Santa Perawan Maria, Bunda Gereja. Penghormatan dan sebutan yang diberikan kepada Maria ini telah dilakukan sejak zaman dahulu, sejak awal Gereja. Mengapa demikian? Sebab jika kita percaya bahwa Gereja berasal dari Tuhan, dari Yesus Kristus sendiri yang telah mendirikan Gereja, dan yang memang dianggap sebagai Kepala Gereja yang sejati, maka bagaimana mungkin kita tidak menganggap Maria yang adalah ibu Tuhan kita dan dengan demikian ibu Tuhan sebagai ibu Gereja juga? Wajar saja jika kita menganggapnya sebagai ibu Gereja.
Dalam bacaan Injil hari ini, kita mendengar tentang percakapan antara Tuhan Yesus, ibu-Nya Maria, dan murid-Nya, Santo Yohanes Rasul, yang menjadi dasar Kitab Suci untuk perayaan hari ini. Tepat sebelum Tuhan Yesus menyerahkan nyawa-Nya, Ia mempercayakan ibu-Nya Maria kepada pemeliharaan Santo Yohanes, murid-Nya yang terkasih, dan membalasnya dengan mempercayakan Santo Yohanes sendiri kepada pemeliharaan ibu-Nya, Maria.
Dengan tindakan itu, seluruh Gereja, yang diwakili oleh Rasul Santo Yohanes, telah dipercayakan kepada Maria untuk menjadi ibunya, sebagaimana Tuhan Yesus sendiri berkata kepada Santo Yohanes, “Inilah ibumu”. Maria benar-benar ibu Gereja, yang dipercayakan Tuhan Yesus sendiri untuk memelihara dan menjaga Gereja-Nya, terus-menerus berdoa demi kita dan mengawasi kita dari surga dengan mata dan pikiran yang penuh kasih untuk setiap orang dari kita.
Dalam diri Maria, kita melihat contoh iman yang sempurna, yang membantu mengatasi dosa asal manusia melalui ketaatan dan komitmennya yang sempurna kepada Tuhan, berbeda dengan apa yang kita dengar dalam bacaan pertama kita hari ini, tentang kejatuhan manusia ke dalam dosa, ketika nenek moyang pertama kita, Adam dan Hawa, menyerah pada godaan si jahat dan tidak menaati Tuhan karena keinginan, kesombongan, dan keserakahan mereka sendiri. Sebaliknya, Maria menunjukkan kerendahan hati, ketaatan, dan kasih kepada Tuhan.
Dan dia selalu bersama para Rasul dan murid-murid selama hari-hari awal Gereja, mengawasi dan merawat mereka, dan berdoa terus-menerus demi umat Allah terkasih. Dan bahkan setelah dia diangkat ke dalam kemuliaan surgawinya, dia tetap menjadi pembela kita yang terbesar, menjadi orang yang paling dekat dengan Takhta Putranya, dan menampakkan diri berkali-kali sepanjang sejarah kepada banyak orang, memanggil mereka semua untuk bertobat dan diampuni dari dosa-dosa mereka.
Bunda Maria, iman dan pengabdiannya kepada Tuhan dan Gereja-Nya, serta kasih dan perhatiannya yang lembut bagi semua anggota Gereja, yaitu kita semua, sungguh-sungguh membuatnya layak disebut sebagai bunda kita, dan sebagai bunda Gereja. Ia sungguh-sungguh satu-satunya tempat kita dapat berpaling pada saat-saat ketika kita menghadapi tantangan dan kesulitan dalam hidup, dan setiap kali kita merasa tidak ada seorang pun yang dapat kita andalkan.
Marilah kita semua memperdalam kasih kita kepada Tuhan dan kepada ibu-Nya, Maria, dan menjadi lebih seperti dia dalam iman dan kehidupannya yang patut diteladani. Semoga Tuhan memberkati kita semua, sekarang dan selamanya. Amin.
