Bacaan I: Rut 2:1-3.8-11; 4:13-17 "Tuhan telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus, Dialah ayah Isai, ayah Daud."
Mazmur Tanggapan: Mzm. 128:1b-2.3.4.5 "Orang yang takwa hidupnya akan diberkati."
Bait Pengantar Injil: Mat 23:9a,10b "Bapamu hanya satu, ialah yang ada di surga. Pemimpinmu hanya satu, yaitu Kristus."
Bacaan Injil: Mat 23:1-12 "Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."
warna liturgi hijauMazmur Tanggapan: Mzm. 128:1b-2.3.4.5 "Orang yang takwa hidupnya akan diberkati."
Bait Pengantar Injil: Mat 23:9a,10b "Bapamu hanya satu, ialah yang ada di surga. Pemimpinmu hanya satu, yaitu Kristus."
Bacaan Injil: Mat 23:1-12 "Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."
Bacaan Kitab Suci dapat dibaca pada Alkitab Deuterokanonika atau klik tautan ini
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, kita diingatkan dari bacaan Kitab Suci hari ini bahwa kita hendaknya senantiasa rendah hati dan saleh dalam hidup, dalam segala perkataan dan perbuatan kita, dalam setiap tindakan dan interaksi kita satu sama lain, agar kita sungguh-sungguh tulus dalam kesetiaan kepada Allah. Kita hendaknya tidak sekadar mengimani iman kita di bibir saja atau bersikap dangkal dalam iman dan komitmen Kristen kita, tetapi kita hendaknya berusaha untuk mengabdikan diri sepenuh hati dalam segala hal kepada kehendak Allah, dan dalam mengabdikan diri kita kepada apa pun yang telah Ia percayakan kepada kita dan memanggil kita semua untuk melakukannya dalam bidang dan kapasitas kita masing-masing dalam hidup, dalam memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan yang telah Allah berikan kepada kita.
Dalam bacaan Injil hari ini, kita merenungkan sabda Tuhan Yesus kepada murid-murid dan pengikut-Nya mengenai perilaku dan sikap orang Farisi. Dalam kisah sabda Tuhan mengenai orang Farisi tersebut, Tuhan mengkritik tindakan dan cara orang Farisi dalam menjalankan kegiatan sehari-hari mereka dan juga sikap mereka terhadap iman. Orang-orang Farisi itu sering memamerkan iman dan praktik saleh mereka, berusaha dipuji dan dipuja atas dedikasi dan kesalehan mereka yang besar kepada Allah. Itulah sebabnya mereka sering berdoa dengan lantang dan terbuka di tempat-tempat yang dapat dilihat banyak orang, mengenakan pita doa dan penutup kepala yang lebar, mengumumkan hari-hari puasa dan ibadah lainnya, serta mencari tempat-tempat penting dalam perayaan dan hari raya.
Namun, terlepas dari semua pertunjukan kesalehan dan iman di depan umum ini, banyak orang Farisi pada masa itu sering bersikap merendahkan orang-orang yang mereka anggap lebih rendah, dan mereka sering mengkritik dan menyerang orang-orang yang tidak sependapat dengan mereka dalam hal bagaimana iman mereka seharusnya dihidupi dan dipraktikkan. Mereka mencari kemuliaan, ambisi, dan pengaruh duniawi alih-alih benar-benar setia kepada Tuhan, dan itulah sebabnya mereka akhirnya sering menentang Tuhan dalam segala hal yang telah Dia lakukan, menolak untuk percaya kepada-Nya meskipun bukti dan kenyataan telah menunjukkan bahwa apa yang telah Tuhan lakukan, ajarkan, dan tunjukkan kepada mereka semua memang benar. Inilah sebabnya kita semua sebagai orang Kristen harus selalu waspada terhadap godaan kesombongan, ego, dan ambisi, dan sebaliknya berusaha untuk rendah hati dan sungguh-sungguh setia kepada Tuhan dalam segala hal.
Namun, terlepas dari semua pertunjukan kesalehan dan iman di depan umum ini, banyak orang Farisi pada masa itu sering bersikap merendahkan orang-orang yang mereka anggap lebih rendah, dan mereka sering mengkritik dan menyerang orang-orang yang tidak sependapat dengan mereka dalam hal bagaimana iman mereka seharusnya dihidupi dan dipraktikkan. Mereka mencari kemuliaan, ambisi, dan pengaruh duniawi alih-alih benar-benar setia kepada Tuhan, dan itulah sebabnya mereka akhirnya sering menentang Tuhan dalam segala hal yang telah Dia lakukan, menolak untuk percaya kepada-Nya meskipun bukti dan kenyataan telah menunjukkan bahwa apa yang telah Tuhan lakukan, ajarkan, dan tunjukkan kepada mereka semua memang benar. Inilah sebabnya kita semua sebagai orang Kristen harus selalu waspada terhadap godaan kesombongan, ego, dan ambisi, dan sebaliknya berusaha untuk rendah hati dan sungguh-sungguh setia kepada Tuhan dalam segala hal.
Oleh karena itu, marilah kita semua saling membantu untuk tetap setia dan berkomitmen kepada Allah, menempatkan-Nya sebagai pusat kehidupan kita. Semoga Allah senantiasa menyertai kita, dan semoga Dia terus menguatkan kita dalam iman dan ketekunan kita untuk mengikuti-Nya dengan semakin sepenuh hati, sekarang dan selamanya. Amin.




