| Halaman Depan | Indonesian Papist | Renungan Pagi| Privacy Policy | Support Lumen Christi |



Facebook  X  Whatsapp  Instagram 

Oktober 30, 2025

Jumat, 31 Oktober 2025 Hari Biasa Pekan XXX

 

Bacaan I: Rom 9:1-5 "Aku rela terkutuk demi saudara-saudaraku."
 
Mazmur Tanggapan: Mzm 147:12-13.14-15.19-20 "Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem."

Bait Pengantar Injil: Yoh 10:27 "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan, Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku."

Bacaan Injil:  Luk 14:1-6 "Siapakah yang anak atau lembunya terperosok ke dalam sumur tidak segera menariknya keluar meski pada hari Sabat?"

warna liturgi hijau
 
Bacaan Kitab Suci dapat dibaca pada Alkitab atau klik tautan ini  
 
Credit: JMLPYT/istock.com
 
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, dalam bacaan pertama Rasul Paulus berbicara tentang penderitaan dan pergumulan yang ia hadapi karena berbagai masalah yang ia hadapi dari orang-orang Yahudi, para anggota diaspora Yahudi di berbagai tempat yang ia kunjungi dan layani, serta para penguasa Yahudi, Sanhedrin yang seringkali berselisih dan menentangnya serta para misionaris lainnya. Itulah sebabnya ia merasa bimbang dan gelisah karena kepada orang-orang Yahudilah sabda Allah dan keselamatan-Nya pertama kali diberitakan dan ditunjukkan, namun banyak dari mereka yang menolak untuk mendengarkan dan percaya pada apa yang telah mereka dengar dan terima.

Lebih buruk lagi, penganiayaan yang mereka hadapi menyulitkan para Rasul dan para misionaris untuk melanjutkan karya dan upaya mereka dalam mewartakan Injil. Meskipun demikian, semua hal itu tidak menyurutkan semangat Rasul Paulus dan rekan-rekan misionarisnya. Mereka yakin akan kekuatan, bimbingan, dan pemeliharaan Allah, yang tidak pernah meninggalkan mereka di saat-saat terberat. Allah senantiasa menguatkan dan mendorong mereka untuk terus berbuat baik demi-Nya, dan Dia senantiasa memberikan pertolongan melalui berbagai cara, yang membuat mereka dan karya mereka pada akhirnya berhasil, bahkan di tengah banyaknya tantangan yang harus mereka hadapi. Itulah sebabnya, meskipun menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut, Gereja terus bertumbuh dan berkembang selama bertahun-tahun.

Kemudian, dari bacaan Injil Lukas,  menceritakan bagaimana Tuhan Yesus diawasi dengan ketat saat Ia makan di rumah salah satu pemimpin Farisi. Pada hari Sabat, hari di mana segala jenis pekerjaan dilarang menurut Hukum Taurat, ada seseorang yang menderita sakit gembur-gembur di sana. Tidak diragukan lagi, dan kemungkinan besar, orang itu ditempatkan di sana untuk menguji Tuhan Yesus dan melihat bagaimana Ia akan menanggapinya. Ia mengetahui dari sejarah masa lalu-Nya bagaimana Ia telah menghadapi banyak kesulitan dan rintangan dari orang-orang Farisi, ahli Taurat, dan semua orang yang mempertanyakan dan meragukan otoritas pengajaran-Nya dan semua mukjizat-Nya. Namun, Ia tetap sabar menghadapi mereka dan berusaha sebaik mungkin untuk menunjukkan dan mengajarkan kebenaran yang Allah ingin mereka semua ketahui dan sadari.

Tuhan Yesus menyoroti fakta ketika Ia menyembuhkan orang yang menderita sakit gembur-gembur pada hari Sabat, bahwa penafsiran Hukum Allah yang terlalu ketat dan kaku oleh orang Farisi dan para ahli Taurat sama sekali tidak memahami inti dan tujuan Hukum Allah dan mengapa Allah memberikan Hukum dan perintah-perintah itu kepada umat-Nya sejak awal. Ia menggunakan perbandingan tentang bagaimana ketika domba dan lembu milik salah satu dari mereka ditimpa musibah, mereka akan pergi dan menyelamatkannya jika mereka benar-benar memahami Hukum Taurat, untuk menunjukkan bahwa melarang siapa pun melakukan tindakan apa pun pada hari Sabat, bahkan tindakan yang baik, sah, dan layak, sebenarnya adalah kegagalan untuk memahami roh dan tujuan serta makna sejati dari Hukum Taurat yang telah Allah berikan kepada kita masing-masing.

Hukum Allah tidak pernah dimaksudkan untuk membatasi kita atau membuat kita menderita atau membuat hidup kita sulit dan bermasalah. Dan sebagaimana Tuhan Yesus sebutkan dalam kesempatan lain di dalam Injil, Hukum Sabat dibuat demi umat manusia, dan bukan sebaliknya, bahwa Anak Manusia pada hakikatnya adalah Tuhan atas hari Sabat, dan bukan Sabat beserta hukum dan praktik yang luar biasa kaku seperti yang diberlakukan oleh orang Farisi yang memerintah orang banyak, membatasi mereka, dan membuat mereka kesulitan dalam menjalani hidup mereka dengan iman. Hukum Allah diberikan oleh-Nya kepada kita semua, umat-Nya yang terkasih, agar Dia dapat mengajar kita semua bagaimana mengasihi-Nya dan bagaimana menjalani hidup kita sesuai dengan apa yang telah Dia nyatakan kepada kita, dan Dia ingin kita semua belajar bagaimana memusatkan perhatian kita kepada-Nya dan menjadi benar-benar benar dan layak dalam segala hal.
 
Semoga Tuhan memberikan kita semua kebijaksanaan dan kekuatan untuk terus melewati berbagai tantangan dan peluang yang kita hadapi di jalan kita, sehingga semoga melalui kekuatan dan pemberdayaan-Nya, kita sungguh-sungguh dapat menunjukkan ketulusan dan kebenaran iman kita kepada semua orang yang kita jumpai dalam hidup. Semoga Tuhan memberkati setiap usaha dan jerih payah kita, perbuatan baik kita, sekarang dan selamanya. Amin.

lumenchristi.id 2023 - Situs ini menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman Anda. Dengan menggunakan situs ini, Anda telah menyetujui penggunaan cookies dari Kami.