Mazmur Tanggapan: Mzm 34:8-9.10-11.12-13 "Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan."
Bait Pengantar Injil: 2Kor 8:9 "Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar berkat kemiskinan-Nya, kalian menjadi kaya."
Bacaan Injil: Mat 6:24-34 "Jangan khawatir akan hari esok."
Bacaan Kitab Suci dapat dibaca pada Alkitab Deuterokanonika atau klik tautan ini
![]() |
| window-glass-color-church-cross-death-772154-pxhere.com / CC0 |
Saudara-saudari terkasih, dikisahkan dalam bacaan pertama hari ini Rasul Paulus memutuskan untuk berbagi pengalamannya sendiri dan berbicara tentang segala sesuatu yang telah dilakukan Allah demi dirinya, dalam membantunya melewati semua cobaan dan semua hal yang telah dilakukannya, untuk menyatakan kebesaran dan keajaiban-Nya, sebagaimana yang telah diperintahkan kepadanya oleh Tuhan. Ia tidak ingin membanggakan kebesarannya sendiri karena ia sendiri sadar bahwa meskipun ia adalah seorang Rasul Tuhan, salah satu dari mereka yang dipilih untuk menjadi tiang-tiang Gereja dan pembawa Kabar Baik Allah, pada hakikatnya ia tetaplah seorang manusia, seorang pendosa yang sangat membutuhkan kasih Allah, belas kasihan-Nya yang penuh belas kasihan, dan pertolongan-Nya. Tanpa Tuhan, ia bukanlah apa-apa dan tidak dapat melakukan apa pun sendiri, tetapi bersama Allah, segala sesuatu sungguh mungkin, dan ia sungguh dapat melakukan segala sesuatu melalui tuntunan dan pertolongan Tuhan yang menguatkannya.
Sementara dalam bacaan Injil, Tuhan Yesus mengatakan dengan tegas dan jelas bahwa “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” Tuhan Yesus mencari siapa? Ia menuntut orang-orang yang setia dalam kebenaran. Banyak orang pandai, tetapi hanya sedikit yang baik; dari yang baik itu hanya sedikit yang bijaksana; dari sedikit yang bijaksana itu, lebih sedikit lagi yang setia. Orang yang setia itulah yang dikehendaki Tuhan.
Mamon dalam perikop ini mengacu pada harta atau dewa
apa pun yang Anda taruh di hadapan Tuhan… Sering dikatakan bahwa "Uang
adalah akar dari segala kejahatan". Ekspresi yang lebih akurat mungkin
adalah: "Karena cinta akan uang adalah akar segala macam kejahatan." Jika Yesus bersabda: ”Kamu tidak dapat mengabdi Allah dan Mamon", kita
diharapkan mengurus mamon yang kecil dan sederhana setiap hari sebaik
mungkin dan dengan demikian berkenan di hati Allah, dengan kata lain
tidak memisahkan hidup doa dan kerja/kesibukan sehari-hari melainkan
menemukan Allah dalam segala sesuatu atau segala sesuatu dalam Allah.
Semoga kita dapat menggunakan segala hal duniawi untuk membantu kita
mencapai kemuliaan Surga.
Di dunia kita saat ini, yang begitu dipenuhi dengan ketakutan, keraguan, ambisi, dan keinginan dalam segala bentuknya, di dunia yang begitu penuh dengan materialisme, segala macam hedonisme, dan keinginan akan kesenangan daging, di mana kita terbiasa dengan kebutuhan akan kepuasan dan kebahagiaan instan, tidaklah lazim bagi kita semua untuk bersabar atau menunggu kebahagiaan dan sukacita sejati yang benar-benar kekal. Sebaliknya, kita sering mencari kepuasan instan, mencari hal-hal baik tanpa mempertimbangkan dengan saksama apa yang sebenarnya Tuhan inginkan dari kita dalam hidup kita. Kita mengkhawatirkan hidup kita dan apa yang akan kita miliki, dan sementara itu, kita mungkin berakhir melakukan hal-hal yang menyakiti orang-orang di sekitar kita, khususnya orang-orang yang kita kasihi dalam upaya kita mencari kepuasan-kepuasaan bagi diri kita sendiri, dan ketika kita mengkhawatirkan hal-hal yang seharusnya tidak kita khawatirkan, dan tidak memiliki iman yang sejati kepada Tuhan.
Hari
ini Yesus berbicara tentang kekuatiran. Yesus memahami bahwa hidup
manusia sebagai sebuah peziarahan memerlukan pemaknaan setiap hari.
Pasalnya, tak seorang pun tahu apa sebenarnya yang dikehendaki oleh
Penciptanya dan apa yang akan terjadi selanjutnya dengan hidup mereka.
Oleh karena itu, kita membutuhkan sebuah jaminan. Yesus menjamin hidup
kita. Ia mengundang murid-Nya untuk memiliki kepercayaan atau iman yang
mendalam akan jaminan itu seperti tertulis, “Janganlah kuatir akan
hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah
kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.”
Marilah kita semua terus menaruh kepercayaan kita kepada-Nya dan tidak khawatir tentang apa pun dalam hidup, tetapi mengabdikan diri kita dengan sepenuh hati kepada tujuan-Nya, sekarang dan selamanya. Amin.




