Mazmur Tanggapan: Mzm 106:1–2.3–4a.4b–5; R:1a
Bait Pengantar Injil: Datanglah pada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat, maka Aku akan membuat kalian lega.
Bacaan Injil: Mat 9:9-13 "Bukan orang sehat yang memerlukan dokter; Aku menginginkan kasih sayang, bukan persembahan."
warna liturgi hijau
![]() |
Saudara dan saudari terkasih dalam Kristus, melalui Sabda Tuhan hari ini, kita diingatkan bahwa Tuhan selalu mengingat kita, memelihara kita, dan menunjukkan kasih-Nya yang paling murah hati kepada kita setiap saat, mengulurkan tangan kepada kita dan menyediakan bagi kita segala sesuatu yang kita butuhkan dalam hidup kita, dan kita perlu percaya kepada-Nya dan mengikuti-Nya ketika Dia memanggil kita untuk mengikuti-Nya, di jalan mana pun yang telah Dia pimpin kita. Kita harus selalu menaruh kepercayaan dan iman kita kepada Tuhan, tidak khawatir tentang apa yang akan kita terima dalam hidup, tetapi sebaliknya percaya bahwa Dia akan selalu menyediakan bagi kita. Seperti apa yang telah Dia lakukan kepada mereka yang telah Dia panggil, dan mereka yang dengan sukarela menerima-Nya dan mengikuti-Nya, kita harus membiarkan Tuhan mengubah hidup kita sehingga kita benar-benar layak bagi-Nya setiap saat.
Dalam bacaan pertama kita hari ini,
kita mendengar kisah meninggalnya Sara, istri Abraham. Sarah meninggal
di usia tuanya dan dimakamkan dengan damai oleh Abraham, yang telah
dikaruniai seorang putra, Ishak, yang telah dijanjikan Allah kepadanya,
untuk menjadi orang yang menyandang namanya dan menjadi ayah dari banyak
keturunan. yang kemudian akan menyebut Abraham sebagai bapak leluhur
mereka. Dan Tuhan memberkati Ishak dengan cara yang sama seperti Dia
memberkati Abraham, seperti yang kita dengar bagaimana Ishak berhasil
mendapatkan seorang istri dari kerabatnya sendiri.
Kita mendengar
bagaimana Tuhan memberikan Ribka untuk menjadi istri Ishak sendiri,
untuk menjadi orang yang menghibur Ishak setelah kehilangan ibunya
sendiri Sara. Melalui ini, kita dapat melihat lagi bagaimana Tuhan
selalu menempatkan kita masing-masing dalam pikiran dan
pemeliharaan-Nya. Dia berusaha menghibur kita dan membantu kita, kapan
pun Dia bisa. Dia selalu memperhatikan kita dan tidak menginginkan hal
lain selain kebahagiaan kita. Namun, seringkali kita sendiri yang
menolak-Nya dan menjauhkan diri dari-Nya. Inilah yang menjauhkan kita
dari-Nya dan menghalangi kita untuk berdamai sepenuhnya dengan-Nya.
Dalam
perikop Injil kita hari ini, kita mendengar tentang momen ketika Tuhan Yesus memanggil salah satu dari Dua Belas murid utama-Nya, yaitu murid Matius sendiri, penulis bacaan Injil hari ini. Saat itu, Matius dikenal sebagai Lewi, seorang pemungut cukai, dan pemungut cukai pada waktu itu memiliki citra yang cukup buruk di antara umat Allah. Mereka dianggap sebagai orang yang tamak dan jahat, memungut pajak secara berlebihan demi keuntungan pribadi, dan ada juga yang melihat dan menganggap mereka sebagai pengkhianat rakyat karena sifat pekerjaan mereka dalam memungut pajak atas nama orang Romawi atau orang Herodian, atau keduanya, yang sering kali mendatangkan kesulitan besar bagi orang-orang yang sedang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Para
pemungut cukai saat itu sangat dibenci dan dicaci maki oleh sebagian
besar masyarakat, terutama oleh kalangan elit seperti orang Farisi dan
ahli Taurat. Mereka dipandang sebagai pengkhianat dan pendosa hanya
karena sifat pekerjaan mereka, sebagai orang yang memungut pajak atas
nama penguasa Romawi yang memerintah atas orang-orang Yahudi. Mereka
dibenci sebagai sebuah kelompok hanya karena kebencian yang dimiliki
banyak orang Yahudi terhadap orang Romawi, dan kebencian mereka terhadap
pajak yang dikenakan pada mereka. Akibatnya, mereka sering dikucilkan
dan ditolak oleh masyarakat umum.
Namun, Tuhan Yesus menunjukkan apa
yang paling tidak biasa dan mengejutkan semua orang yang telah
menyaksikan tindakan-Nya, dengan tidak hanya memanggil salah satu
pemungut cukai ini untuk menjadi murid-Nya sendiri, tetapi bahkan makan
di rumah pemungut cukai, di perusahaan pemungut pajak lainnya. Bagi
orang-orang Farisi dan ahli Taurat, ini adalah tindakan kotoran batin,
karena tidak ada dari mereka yang mau mendekati pemungut cukai, yang
dianggap berdosa dan najis, apalagi makan di rumah dan tempat tinggal
mereka.
Melalui kesempatan ini, Tuhan Yesus ingin mengingatkan kita
semua sekali lagi bahwa kita semua dikasihi dan berharga bagi-Nya, tanpa
kecuali. Bahkan mereka yang orang lain anggap sebagai pendosa besar
tidak bisa jauh dari Allah dan kasih-Nya. Sebaliknya, jika kita
terpisah dari Tuhan, tetapi jika kita mau mencari Tuhan dan belas
kasihan-Nya, dan cukup rendah hati untuk mengakui dosa-dosa kita dan
kehidupan kita yang jahat, dan mau menerima belas kasihan dan kasih-Nya,
kita akan diberkati dan dikuatkan, dan kita akan diampuni dari
dosa-dosa kita.
Semoga hidup kita benar-benar berbuah di dalam Tuhan, diberkati dan diberdayakan oleh Tuhan dalam hidup kita. Semoga Dia memberkati setiap perbuatan baik dan usaha kita, sekarang dan selamanya. Amin.




