Bacaan I: Bil 20:1-13 "Engkau akan mengeluarkan air dari bukit batu bagi seluruh jemaat."
Mazmur Tanggapan: Mzm 95:1-2.6-7.8-9; Ul: 8 "Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati."
Bait Pengantar Injil: Mat 16:18 "Engkau adalah Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya."
Bacaan Injil: Mat 16:13-23 "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku."
warna liturgi hijau
Bacaan Kitab Suci dapat dibaca pada Alkitab atau klik tautan ini
Kaca
Patri di Gereja Saint Severin, Latin Quarter, Paris, Prancis,
menggambarkan Yesus menyerahkan Kunci Kerajaan Surga kepada Santo
Petrus. (FOTO BERBAYAR-Copyright: Jorisvo/istockphoto.com)
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, melalui Sabda Tuhan hari ini, kita semua diingatkan akan perlunya kita semua untuk senantiasa beriman dan percaya kepada Tuhan, Allah kita yang maha pengasih dan penyayang, mengingat bahwa oleh kasih dan pemeliharaan-Nyalah kita semua telah berhasil bertahan dan bertumbuh bahkan di tengah tantangan dan cobaan terberat dalam hidup. Kemungkinan besar memang akan ada cobaan, kesulitan, rintangan, dan kesulitan yang mungkin harus kita hadapi dalam perjalanan hidup kita, tetapi kita tidak boleh kehilangan iman dan harapan kepada Tuhan, percaya bahwa bersama Tuhan, Allah kita, kita semua dapat mengatasi segala sesuatu, bersama-sama sebagai satu kawanan domba Tuhan yang bersatu, umat Allah yang kudus dan terkasih, Gereja-Nya yang kudus yang telah Ia dirikan di dunia ini di tengah-tengah kita.
Dalam bacaan pertama kita hari ini, dari Kitab Bilangan, kita membaca tentang saat seluruh jemaat umat Allah, bangsa Israel, bersungut-sungut, mengeluh, dan memberontak terhadap Tuhan di tempat yang dikenal sebagai Masa dan Meriba. Ini adalah salah satu peristiwa terburuk pemberontakan bangsa Israel karena hal itu sangat memengaruhi Musa dengan kurangnya rasa syukur mereka, keluhan mereka yang terus-menerus, penolakan mereka untuk mendengarkan-Nya, dan penolakan mereka untuk menaati Hukum Taurat dan perintah-perintah yang telah Musa luangkan begitu lama untuk jelaskan dan terapkan di antara mereka. Hal ini membuat Musa sendiri muak. Ketika Tuhan meminta Musa dan Harun untuk mengumpulkan bangsa Israel guna menunjukkan pemeliharaan dan kuasa-Nya, Musa sendiri tidak menaati Tuhan dengan memukul batu karang itu dengan tongkatnya, alih-alih memerintahkan batu karang itu untuk mengeluarkan air minum bagi bangsa itu.
Dari apa yang telah kita dengar pada kesempatan itu, kita dapat melihat dengan jelas niat kita semua untuk mengingat bahwa kita tidak boleh membiarkan diri kita terombang-ambing dan teralihkan oleh keinginan dan emosi kita, segala hal yang dapat menjauhkan kita dari Tuhan dan menuntun kita ke jalan yang sama seperti yang pernah dilalui bangsa Israel. Kita harus waspada dan berhati-hati agar tindakan dan keasyikan kita terhadap diri sendiri, keinginan dan emosi kita, ketakutan dan ketidakpastian kita, keraguan kita, dan hal-hal lainnya, tidak menyebabkan kita tersandung dan tersesat. Kita harus ingat bahwa Tuhan selalu di sisi kita, membimbing dan menyediakan apa yang kita butuhkan, dan kita tidak boleh kehilangan iman kepada-Nya. Betapa pun sulit atau beratnya kondisi yang kita hadapi, pada akhirnya, dengan Tuhan di sisi kita, kita akan menang, jika bukan di dunia ini, maka di dunia yang akan datang.
Lalu, dari bacaan Injil kita hari ini, dari Injil menurut Matius, kita membaca kisah ketika Tuhan Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya tentang diri-Nya, tentang identitas-Nya, dan apa yang orang katakan tentang-Nya. Para murid pun berbicara tentang apa yang telah mereka dengar dan percayai tentang Tuhan Yesus, hanya Rasul Petrus yang dengan berani menyatakan kebenaran, menyatakan bahwa ia percaya bahwa Yesus tidak lain adalah Putra Allah sendiri, Yang Kudus dari Allah, Mesias yang diutus ke tengah-tengah kita untuk menyelamatkan kita semua, dan bukan sekadar seperti nabi atau guru iman lainnya. Tuhan Yesus memuji Rasul Petrus atas jawaban ini, dan Dia mengajar semua orang bahwa Dia akan mendirikan Gereja-Nya di atas fondasi yang kokoh, yaitu batu karang iman, yaitu Rasul Petrus, dengan nama Petrus yang berarti 'Batu Karang'.
Melalui ini, kita diingatkan bahwa sungguh penting bagi kita semua untuk percaya kepada Tuhan dan beriman kepada rencana-Nya, kepada semua yang telah Dia tunjukkan dan berikan kepada kita melalui Kristus, Putra-Nya, Tuhan dan Juruselamat kita. Dan pada saat yang sama, tepat setelah peristiwa itu, ketika Tuhan Yesus mengajar para murid bahwa Dia akan menghadapi penderitaan dan penganiayaan dari musuh-musuh-Nya, Rasul Petrus segera menarik-Nya ke samping dan mengeluh kepada-Nya dengan mengatakan kata-kata tersebut, dan Tuhan Yesus menegur Setan yang berbicara melalui Santo Petrus. Ini adalah pengingat bahwa jika iman kita kepada Tuhan tidak kuat, dan jika kita membiarkan diri kita terombang-ambing oleh pertimbangan, keterikatan, dan keinginan duniawi, oleh ketakutan dan keraguan kita, seperti yang dialami bangsa Israel dan bahkan Musa dan Santo Petrus, maka kita mungkin akan membiarkan Setan menyerang kita dan membawa kita pada kejatuhan. Kita harus sungguh-sungguh berhati-hati dan waspada dalam cara kita menghayati iman kita.
Dalam bacaan pertama kita hari ini, dari Kitab Bilangan, kita membaca tentang saat seluruh jemaat umat Allah, bangsa Israel, bersungut-sungut, mengeluh, dan memberontak terhadap Tuhan di tempat yang dikenal sebagai Masa dan Meriba. Ini adalah salah satu peristiwa terburuk pemberontakan bangsa Israel karena hal itu sangat memengaruhi Musa dengan kurangnya rasa syukur mereka, keluhan mereka yang terus-menerus, penolakan mereka untuk mendengarkan-Nya, dan penolakan mereka untuk menaati Hukum Taurat dan perintah-perintah yang telah Musa luangkan begitu lama untuk jelaskan dan terapkan di antara mereka. Hal ini membuat Musa sendiri muak. Ketika Tuhan meminta Musa dan Harun untuk mengumpulkan bangsa Israel guna menunjukkan pemeliharaan dan kuasa-Nya, Musa sendiri tidak menaati Tuhan dengan memukul batu karang itu dengan tongkatnya, alih-alih memerintahkan batu karang itu untuk mengeluarkan air minum bagi bangsa itu.
Dari apa yang telah kita dengar pada kesempatan itu, kita dapat melihat dengan jelas niat kita semua untuk mengingat bahwa kita tidak boleh membiarkan diri kita terombang-ambing dan teralihkan oleh keinginan dan emosi kita, segala hal yang dapat menjauhkan kita dari Tuhan dan menuntun kita ke jalan yang sama seperti yang pernah dilalui bangsa Israel. Kita harus waspada dan berhati-hati agar tindakan dan keasyikan kita terhadap diri sendiri, keinginan dan emosi kita, ketakutan dan ketidakpastian kita, keraguan kita, dan hal-hal lainnya, tidak menyebabkan kita tersandung dan tersesat. Kita harus ingat bahwa Tuhan selalu di sisi kita, membimbing dan menyediakan apa yang kita butuhkan, dan kita tidak boleh kehilangan iman kepada-Nya. Betapa pun sulit atau beratnya kondisi yang kita hadapi, pada akhirnya, dengan Tuhan di sisi kita, kita akan menang, jika bukan di dunia ini, maka di dunia yang akan datang.
Lalu, dari bacaan Injil kita hari ini, dari Injil menurut Matius, kita membaca kisah ketika Tuhan Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya tentang diri-Nya, tentang identitas-Nya, dan apa yang orang katakan tentang-Nya. Para murid pun berbicara tentang apa yang telah mereka dengar dan percayai tentang Tuhan Yesus, hanya Rasul Petrus yang dengan berani menyatakan kebenaran, menyatakan bahwa ia percaya bahwa Yesus tidak lain adalah Putra Allah sendiri, Yang Kudus dari Allah, Mesias yang diutus ke tengah-tengah kita untuk menyelamatkan kita semua, dan bukan sekadar seperti nabi atau guru iman lainnya. Tuhan Yesus memuji Rasul Petrus atas jawaban ini, dan Dia mengajar semua orang bahwa Dia akan mendirikan Gereja-Nya di atas fondasi yang kokoh, yaitu batu karang iman, yaitu Rasul Petrus, dengan nama Petrus yang berarti 'Batu Karang'.
Melalui ini, kita diingatkan bahwa sungguh penting bagi kita semua untuk percaya kepada Tuhan dan beriman kepada rencana-Nya, kepada semua yang telah Dia tunjukkan dan berikan kepada kita melalui Kristus, Putra-Nya, Tuhan dan Juruselamat kita. Dan pada saat yang sama, tepat setelah peristiwa itu, ketika Tuhan Yesus mengajar para murid bahwa Dia akan menghadapi penderitaan dan penganiayaan dari musuh-musuh-Nya, Rasul Petrus segera menarik-Nya ke samping dan mengeluh kepada-Nya dengan mengatakan kata-kata tersebut, dan Tuhan Yesus menegur Setan yang berbicara melalui Santo Petrus. Ini adalah pengingat bahwa jika iman kita kepada Tuhan tidak kuat, dan jika kita membiarkan diri kita terombang-ambing oleh pertimbangan, keterikatan, dan keinginan duniawi, oleh ketakutan dan keraguan kita, seperti yang dialami bangsa Israel dan bahkan Musa dan Santo Petrus, maka kita mungkin akan membiarkan Setan menyerang kita dan membawa kita pada kejatuhan. Kita harus sungguh-sungguh berhati-hati dan waspada dalam cara kita menghayati iman kita.
Semoga Tuhan menyertai kita semua dan menguatkan tekad kita untuk menjalani hidup yang benar-benar layak dan setia, sesuai dengan kehendak Tuhan. Amin.




