| Halaman Depan | Indonesian Papist | Renungan Pagi| Privacy Policy | Support Lumen Christi |



Facebook  X  Whatsapp  Instagram 

Agustus 12, 2025

Rabu, 13 Agustus 2025 Hari Biasa Pekan XIX

 

Bacaan I: Ul 34:1-12 "Musa tutup usia sesuai dengan sabda Tuhan, dan tiada lagi seorang nabi seperti dia yang muncul."

Mazmur Tanggapan: Mzm 66:1-3a.5.8.16-17 "Terpujilah Allah, yang mempertahankan jiwa kami hidup."

Bait Pengantar Injil: 2Kor 5:19 "Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita."

Bacaan Injil: Mat 18:15-20 "Jika saudaramu yang berbuat dosa mendengarkan teguranmu, engkau telah mendapatnya kembali."

warna liturgi putih
 
Bacaan Kitab Suci dapat dibaca pada Alkitab atau klik tautan ini 
 
Karya: petekarici/istock.com
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, merenungkan Sabda Tuhan pada hari ini, kita semua diingatkan untuk bersyukur kepada Tuhan atas segala sesuatu yang telah Dia lakukan bagi kita, dalam menunjukkan kasih dan kebaikan-Nya yang sabar kepada kita, dalam segala hal yang telah Dia janjikan dan yakinkan kepada kita semua agar kita dapat terus mengikuti-Nya dengan setia dan terus menjalani hidup kita dengan cara yang layak bagi-Nya, setiap saat dan dalam segala keadaan. Kita hendaknya hidup dengan cara yang telah Tuhan ajarkan kepada kita, untuk sungguh-sungguh dipenuhi dengan kasih kepada-Nya dan juga kepada sesama saudara-saudari di sekitar kita, untuk sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan dan kebaikan mereka dalam segala hal, saling mendoakan dan mendukung.

Dalam Kitab Ulangan, kita mendengar tentang momen ketika bangsa Israel, umat pilihan Allah yang pertama, akhirnya tiba di tanah yang dijanjikan kepada mereka oleh Tuhan sendiri, tanah Kanaan, yang dijanjikan kepada nenek moyang mereka, Abraham, Ishak, dan Yakub. Selama kurang lebih empat puluh tahun, bangsa Israel terpaksa mengembara di padang gurun karena ketidaktaatan dan dosa-dosa mereka, kurangnya iman dan kepercayaan mereka kepada Allah, dan akhirnya masa penantian itu berakhir. Seluruh generasi yang dengan sengaja tidak menaati Tuhan binasa di padang gurun. Generasi-generasi berikutnya, keturunan mereka, melanjutkan perjalanan, dan akhirnya memasuki tanah perjanjian dengan menyeberangi Sungai Yordan.

Kita juga mendengar kisah tentang bagaimana Musa meninggal, karena ia juga tidak diizinkan masuk ke tanah perjanjian karena ketidaktaatannya sendiri ketika ia diliputi rasa frustrasi terhadap kekeraskepalaan bangsa Israel. Namun, Allah tidak menolak atau menghukum Musa tanpa alasan yang jelas, karena Ia tetap mengizinkan Musa untuk menyaksikan sendiri keindahan dan keajaiban negeri-negeri yang telah Ia pimpin bangsa Israel ke sana, sebagaimana kita mendengar bagaimana Musa wafat di Gunung Nebo di tanah Moab, dari sana ia dapat melihat luasnya negeri-negeri yang akan didiami bangsa Israel sendiri, dan dengan demikian menyaksikan sendiri penggenapan segala sesuatu yang telah direncanakan Allah secara ajaib bagi umat-Nya yang terkasih, mereka yang telah Ia panggil dan pilih.

Kemudian, dari bacaan Injil Matius, Tuhan Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya dan semua orang yang berkumpul untuk mendengarkan-Nya mengenai bagaimana mereka semua harus menyelesaikan perselisihan dan pertikaian di dalam Gereja, dengan membawanya kepada jemaat umat beriman. Dia juga menyoroti pentingnya koreksi persaudaraan, tentang bagaimana kita seharusnya menunjukkan kesalahan orang lain dengan cara yang baik, bukan karena kita ingin mengkritik orang lain, melainkan karena kita sungguh-sungguh peduli terhadap kesejahteraan dan keselarasan orang tersebut dengan Tuhan, bahwa kita harus menunjukkan jika seseorang telah tidak setia dalam cara hidup dan jalannya, dan berada dalam bahaya menyimpang dari jalan menuju keselamatan di dalam Tuhan.

Ini adalah pengingat lain bagi kita semua untuk menunjukkan kepedulian dan perhatian yang tulus kepada semua orang di sekitar kita, bahkan ketika kita mungkin tidak sependapat dan berselisih pendapat. Perbedaan pendapat dan perselisihan bukanlah alasan bagi kita untuk bersikap jahat kepada mereka yang tidak sependapat dan berselisih dengan kita, dan sebagai orang Kristiani, kita ditantang untuk kaya dalam pengampunan dan kebaikan satu sama lain, untuk murah hati dan penuh pengertian, sabar dan peduli dalam segala hal. Itulah sebabnya hari ini kita diingatkan akan hal ini agar kita senantiasa dipenuhi dengan kebajikan dan sikap Kristen sejati dalam segala hal yang kita katakan dan lakukan, dan agar tidak mudah terpecah belah karena penolakan kita untuk saling memahami dan bekerja sama dalam diskusi serta kegiatan yang bermanfaat.
 
Penting bagi kita semua untuk berusaha bekerja sama, untuk hidup rukun dan damai dalam hubungan kita dengan sesama saudara dan saudari, dengan setiap orang yang kita jumpai sehari-hari. Semoga Tuhan, Allah kita yang penuh kasih, senantiasa menyertai kita dan memberkati kita serta Gereja, serta memperkuat persatuan kita sebagai satu tubuh umat beriman yang bersatu. Amin.

lumenchristi.id 2023 - Situs ini menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman Anda. Dengan menggunakan situs ini, Anda telah menyetujui penggunaan cookies dari Kami.